Flu Burung Menular ke Manusia, Menkes Budi: Kasusnya Meresahkan Para Pakar

Menteri kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Istana Kepresidenan, Jakarta
Sumber :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

VIVA Lifestyle – Flu burung tengah merebak di sejumlah negara dengan kemungkinan penularan antara unggas ke manusia dan berpotensi menimbulkan pandemi selanjutnya. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa kasus flu burung memang tengah disorot usai pandemi COVID-19 mereda.

Budi Gunadi Klaim Berhasil Jadi Menkes Karena Jokowi Tidak Pernah Masuk Rumah Sakit

Menurut Menkes Budi, kasus influenza di dunia sangat bervariasi dengan peluang penularan yang cukup tinggi pada manusia. Menkes Budi tak menampik bahwa virus flu burung pun sedang meresahkan para pakar di Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena sifatnya yang diprediksi bisa 'loncat' dari unggas ke manusia lalu menulari manusia ke manusia lain. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Memang kasus sesudah pandemi COVID-19 yang mesti diperhatikan adalah influenza, influenza ini virus yang pakai H pake N, H1N1, H5N1, H3N3 semuanya pake H dan N. Nah, sekarang yang ketemu H5N1 flu burung, flu burung ini loncatnya tuh dari hewan ke manusia, belum ditemukan yang manusia ke manusia," jelas Menkes di RS Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat, 3 Maret 2023.

Menkes: Kalau Mau Mencapai Indonesia Emas 2045, Masyarakat Harus Sehat dan Pintar

Ilustrasi flu burung.

Photo :
  • Antara FOTO.

Penularan flu burung antar manusia, kata Menkes Budi, memerlukan data ilmiah dan bukti lainnya yang harus dikaji. Kajian tersebut harus bergerak cepat demi menghindari terjadinya penularan antar manusia dengan mendeteksi melalui genome sequencing.

Jokowi Akui 90 Persen Bahan Produksi Farmasi Masih Impor

"Katanya ada, cuma harus science base dan evidence base, kita mesti liat surveilansnya di unggasnya, di hewannya kalo ada hewan-hewan yang mendadak mati banyak, mesti cepet diambil darahnya dites di genome sequencing," jelas Menkes Budi.

Selain itu, perlu ada tracing dengan pihak lain, seperti Kementerian Pertanian sebagai langkah pencegahan penularan dari unggas ke unggas mau pun manusia ke manusia. Menurut Menkes, langkah tersebut tengah digodok bersama kementerian lainnya

"Kalau ternyata dia H5N1, itu flu burung, itu ada containment dari hewan-hewan unggas-unggas di sana. Surveilansnya harus kerja sama dengan kementerian pertanian, nah itu sekarang yang kita lakukan," kata Menkes.

Ada pun kasus flu burung yang merebak antar unggas dilaporkan di Cimahi sebanyak 172 kasus. Dengan 49 unggas di antaranya yang mati akibat virus tersebut. Untuk itu, Menkes menekankan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat sebagai langkah termudah cegah penularan.

"Jadi surveilansnya kita yang biasanya deteksi manusia ini, karena penularannya dari hewan. Nah, ini dari unggas dan sedang dicari. Gimana pencegahannya? Pakai masker, rajin cuci tangan, itu kan dari pengawasan," tandasnya.

Tenaga kesehatan di China memeriksa unggas untuk mencegah penyebaran flu burung.

Photo :
  • Foto Arsip/Antara Foto

Sebelumnya diberitakan VIVA, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bereaksi terhadap kabar seorang gadis berusia 11 tahun di Kamboja yang meninggal dunia akibat terinfeksi flu burung. WHO mengatakan bahwa penyebaran virus global baru-baru ini dan infeksi pada manusia semakin mengkhawatirkan.

"Kami berkomunikasi erat dengan pihak berwenang Kamboja untuk memahami lebih banyak tentang wabah tersebut," ujar direktur WHO untuk kesiapsiagaan dan pencegahan epidemi dan pandemi, Dr. Sylvie Briand, dikutip laman 9News.

Berbicara menjelang pertemuan di Jenewa tentang vaksin influenza, Briand menyebut situasi global terkait virus tersebut mengkhawatirkan. Hal ini mengingat penyebaran virus yang luas pada unggas di seluruh dunia, dan meningkatnya laporan kasus pada mamalia, termasuk manusia.

“WHO mengambil risiko dari virus ini dengan serius dan mendesak kewaspadaan yang lebih tinggi dari semua negara,” katanya.

Bahkan, China baru saja melaporkan dua kasus flu burung pada satu pria dan satu wanita yang jaraknya lebih dari 800 ratusan mil. Laporan kasus ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa virus tersebut siap menyebar ke manusia dan menyebabkan pandemi selanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya