Berhenti Santap Hidangan Santan Lebaran Jika Merasakan Gejala Ini

Ilustrasi makanan bersantan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Di momen Hari Raya Idulfitri, menu-menu santan, daging, oseng-oseng, kue-kue kering dan basah dipastikan jadi santapan utama. Namun, hati-hati ada bahaya yang mengintai jika kita kebanyakan mengonsumsi makanan berminyak dan bersantan, yaitu kolesterol!

5 Efek Samping Kol Goreng Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Bisa Memicu Kanker

Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Intan Annisa Fatmawaty menyampaikan, selain dari makanan, kolesterol juga sebenarnya diproduksi dalam tubuh kita.

"Kalau ada yang kolesterolnya tinggi, itu bisa diakibatkan karena adanya gangguan metabolisme dalam tubuh atau memang asupan makanannya mengandung kolesterol tinggi terlalu banyak," jelas Intan, Selasa 18 April 2023.

5 Minuman Herbal Penjaga Kolesterol Tetap Terkendali

Ilustrasi Makanan Khas Lebaran

Photo :
  • U-Report

Faktor naiknya kolesterol memang diakibatkan dari makanan. Biasanya makanan dari daging yang mengandung banyak lemak serta bahan olahannya yang menggunakan santan dan minyak berlebih. Intan menyebut, hal itu menjadi faktor kolesterol kerap naik saat Lebaran tiba.

7 Manfaat Tempe untuk Kesehatan Tubuh, Jadi Sumber Protein untuk Kesehatan Tulang

"Kalau memang punya kolesterol atau tidak ingin kolesterolnya meningkat, bisa konsumsi bagian daging tertentu seperti daging has atau dada ayam. Dari proses pengolahan juga bisa dicari alternatif memasak dengan cara lain," ungkapnya.

Tak hanya itu, ternyata kolesterol pun bisa naik diakibatkan trigliserida yang banyak ditemukan pada makanan olahan tepung. 

"Jadi kolesterol naik itu bukan hanya diakibatkan dari makan daging, tapi juga konsumsi makanan-makanan ini (tepung). Trigliserida menyebabkan jantung koroner," tuturnya.

Menurutnya, ada beberapa gejala jika kolesterol dalam tubuh mulai meningkat. Ada yang tiba-tiba merasa sakit di pundak, kepala, dada, pusing, bau mulut, atau sembelit karena kekurangan serat.

"Ada juga yang cepat capai, kesemutan, bahkan ada yang malah tidak pernah merasakan apa-apa. Ketahuannya itu saat dia cek kesehatan di lab," ujarnya.

Menurut Intan, tidak semua kolesterol itu buruk untuk tubuh. Kolesterol ada dua jenis, Low-density lipoprotein (LDL) dan High-density lipoprotein (HDL).

"LDL ini kalau dia tinggi, bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung, stroke, atau penyempitan pembuluh darah. LDL bisa diturunkan dengan adanya HDL," papar Intan.

Kunci untuk menaikkan HDL bisa dengan mengonsumsi minyak zaitun, ikan sarden, ikan salmon, makanan berserat tinggi, dan kacang-kacangan. Namun, bagi para pengidap asam urat, jangat mengonsumsinya terlalu banyak.

"Konsumsi buah seperti alpukat juga bagus untuk HDL. Indeks glikemiknya rendah, jadi bisa dikonsumsi juga oleh pengidap diabetes," katanya.

"Kedelai juga bagus untuk meningkatkan HDL, tapi perhatikan lagi bagaimana cara mengolahnya," lanjutnya.

Ada beberapa tip lainnya dari Intan agar bisa tetap nikmat mengonsumsi opor ayam dan kawan-kawannya tanpa takut kolesterol naik.

Opor Ayam Bumbu Kuning

Photo :
  • Cookpad @El Vira

Pertama, makan secukupnya dengan porsi kecil dan diimbangi dengan makanan berserat. Imbangi juga dengan cukup minum air putih minimal dua liter per hari.

Apalagi saat sedang berkumpul makan opor ayam ditambah cemilan kue manis bisa semakin meningkatkan kolesterol dan kadar gula dalam darah.

"Ini jadi dobel nanti, kolesterol tinggi, gula juga ikut tinggi," kata Intan.

Kedua, aktif bergerak minimal 30 menit per hari dalam seminggu. Bisa dengan jalan kaki atau aerobik. "Ketiga, cara memasaknya juga perlu diperhatikan. Jangan terlalu bersantan dan berminyak. Bisa pilih olahan yang lebih sehat," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya