Kemenkes Targetkan 507 Kabupaten/Kota Miliki Minimal 1 Rumah Sakit Tingkat Madya

Ilustrasi rumah sakit.
Sumber :
  • Pexels/Saulo Zayas

VIVA Lifestyle – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah memberikan bantuan alat kesehatan sepanjang 2022 ke 172 rumah sakit di daerah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster kesehatan untuk meningkatkan penanganan empat penyakit dengan tingkat kematian tertinggi yaitu kanker, jantung, stroke dan ginjal.

Bantuan Kemenkes tersebut diterima oleh 24 rumah sakit vertikal Kemenkes maupun 148 rumah sakit umum daerah di 151 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Bantuan tersebut merupakan komitmen Kemenkes untuk memperkuat dan mempercepat agenda transformasi sistem kesehatan nasional yang ujungnya pada peningkatan layanan untuk masyarakat.

Bantuan pemerintah berupa anggaran pemenuhan alat kesehatan merupakan wujud dari penguatan pilar ke dua serta ke enam dalam transformasi sistem kesehatan nasional yakni, pilar layanan rujukan dan pilar teknologi kesehatan.

Ilustrasi rumah sakit.

Photo :
  • Pexels/Sals

Kemenkes memiliki target dalam pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS untuk 4 penyakit prioritas yakni, jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal (uro-nefro).

Hingga 2025 mendatang, capaian target untuk pemerataan layanan rujukan yang optimal di 507 RS di tingkat kabupaten/kota diharapkan mampu mencapai angka 50 persen. Lebih lanjut lagi hingga 2027 mendatang 100 persen RS di 507 kabupaten/kota di Indonesia telah mampu meningkatkan cakupan pelayanan RS rujukan untuk 4 penyakit dengan rasio kematian tertinggi tersebut.

Target lainnya, 34 provinsi di Indonesia akan memiliki minimal 1 RS tingkat paripurna atau utama, dan 507 kabupaten/kota memiliki minimal 1 RS tingkat madya.

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah, drg Farichah Hanum M.Kes mengatakan, bahwa Saat ini RSUP Dr. Kariadi memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk mendukung pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, untuk mengentaskan penyakit-penyakit penyebab kematian tertinggi yaitu, kanker, jantung, stroke, juga gangguan-gangguan sistem ginjal (uronefrologi).

Eko Patrio Ungkap Sakit yang Diidap Parto Hingga Harus Dioperasi

"Bantuan peralatan untuk penanganan penyakit tersebut tentu berguna bagi kami untuk bisa menegakkan diagnosa secara cepat dan tepat, sehingga kami bisa melakukan tindakan dengan cepat dan tepat pula," kata dia dalam keterangannya.

Sementara itu, Direktur RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, dr. Sharlie Esa Kennedy, MARS, mengatakan, pada akhir 2022, RSUD Sekayu, ditetapkan oleh Kemenkes RI sebagai rumah sakit rujukan pengampuan untuk penyakit-penyakit stroke, uro nefro (gagal ginjal), kanker, jantung, dan diabetes melitus, dan telah memperoleh dana PEN yang digunakan untuk membeli alat kesehatan berupa satu unit alat CT Scan 64 slice, dan satu unit UPS 160 kVa.

5 Manfaat Luar Biasa Alpukat untuk Kesehatan Kulit Wajah, Bisa Cegah Penuaan Dini

Ilustrasi rumah sakit.

Photo :
  • Pixabay/1662222

Dengan bantuan alat-alat kesehatan tersebut harapannya, rumah sakit dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanannya, sehingga dengan begitu layanan rujukan di rumah sakit bisa lebih cepat dan tepat mendiagnosa penyakit sekaligus menangani pasien. Selain itu, pelayanan kesehatan kepada masyarakat diharapkan akan meningkat. Jumlah dan anggaran yang diterima masing-masing rumah sakit juga berbeda-beda, tergantung kebutuhan alat-alat kesehatan di tempat masing-masing.

Pemeriksaan Rutin, Raja Salman Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

Di sisi lain, Direktur Utama RSAB Harapan Kita, dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, MPH, MH.Kes menjelaskan bahwa dana PEN digunakan untuk membiayai penyakit-penyakit prioritas yang memerlukan pembiayaan besar dalam program pembiayaan jaminan kesehatan nasional, termasuk penyakit yang meningkatkan angka kematian ibu dan bayi (maternal dan neonatal).

"Kemenkes menetapkan maternal dan neonatal ini termasuk dari sembilan prioritas Kemenkes, maka dari itu nilai Rp92,8 miliar di 2022 yang berupa 277 alat akan digunakan untuk peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta," kata dia. 

Praktisi Pengobatan sunnah Indonesia, dr Zaidul Akbar

Zaidul Akbar Sebut Ada Bahaya Tersembunyi di Balik Kebiasaan Minum Saat Makan

Penggagas Jurus Sehat Rasulullah, dr Zaidul Akbar mengatakan kebiasaan makan berbarengan dengan minum dapat memicu masalah pada kesehatan.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024