3 Meninggal Dunia dan Puluhan Warga Terinfeksi Antraks
- Freepik
JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat penyakit antraks yang kembali memakan korban. Sebanyak tiga warga meninggal dunia dan puluhan lainnya terinfeksi antraks.
Kasus meninggal dunia akibat antraks ini dilaporkan Kemenkes bertempat di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kendati begitu, pihaknya tengah menyelidiki secara epidemiologi di dua kecamatan yakni Semanu, dan Karangmojo untuk mengukur sebaran hingga penyebab pasti penularan virus. Scroll lebih lanjut.
"Kalau kasus meninggal ada tiga orang di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, dikutip Antara.
Dari penyelidikan sementara hingga tanggal 4 Juli 2023, tercatat 93 pasien positif antraks berdasarkan tes serologi di wilayah tersebut. Ada pun, hasil pemeriksaan terhadap seluruh kasus meninggal melalui genom sekuensing menunjukkan hasil positif antraks.
"Dalam pemeriksaan, menunjukkan hasil positif antraks di dalam tubuhnya," imbuh Nadia.
Dugaan sementara kejadian itu, kata Nadia, disebabkan konsumsi daging sapi yang berlangsung saat perayaan Idul Adha 1444H/2023. Nadia menambahkan bahwa Kabupaten Gunung Kidul termasuk dalam daerah endemi antraks.
"Sapi bisa tertular saat memakan rumput yang mengandung virus antraks. Ada juga kemungkinan virus antraks yang selama ini mengendap di bawah tanah terangkat karena aktivitas penggarap, sebab antraks bisa bertahan hidup lama di permukaan tanah," katanya.
Kasus antraks ini tercatat sebagai kasus perdana di Gunung Kidul pada tahun 2023 setelah tahun sebelumnya nihil laporan. Pasien yang positif antraks tersebut saat ini sebagiannya sudah sembuh dan sebagian lainnya masih dalam perawatan.
"Sejauh ini baru kasus di Gunung Kidul yang terjadi pada tahun ini dengan total 93 positif serologi dan kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi," katanya.
Untuk itu masyarakat diimbau selektif memilah kualitas daging sapi, khususnya yang berasal dari peternakan di perkebunan endemi antraks. Kepada masyarakat sekitar, Nadia berpesan agar aktivitas berternak dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti sepatu boot, sarung tangan, hingga pakaian yang menutup seluruh bagian tubuh.
Untuk menindaklanjuti kasus penyakit antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, Kemenkes melibatkan sejumlah sektor lain. Salah satunya, sektor pertanian agar kejadian ini bisa dicegah.
"Untuk kasus antraks ini sudah ada tiga meninggal. Kami koordinasi dengan lintas sektor, terutama Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menindaklanjuti antraks ini," kata Dirjen Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, di kesempatan berbeda.