Studi: Kegalauan Perpendek Usia Seseorang

Ilustrasi wanita bosan di kantor
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Kegalauan yang dirasakan seseorang bisa saja berhubungan erat dengan kepuasan hidup mereka. Jika Anda termasuk orang yang sering galau tampaknya patut berhati-hati.

Manfaat Hidup Melajang Menurut Penelitian

Pasalnya, orang-orang yang merasa sulit untuk beradaptasi dengan situasi kehidupan yang menyedihkan seperti perceraian atau pengangguran mungkin mengalami fluktuasi kepuasan hidup yang dapat merugikan umur panjang mereka. Hal tersebut diungkapkan oleh sebuah studi yang belum lama ini dilakukan.

Dilansir dari Times of India, studi yang dilakukan di Amerika Serikat tersebut bahkan menunjukkan bahwa kepuasan hidup yang lebih besar pada orang dewasa yang berusia lebih dari 50 tahun mampu menurunkan risiko kematian.
Terlalu Ramah pada Orang Lain Bisa Bikin Hubungan Retak

"Meskipun kepuasan hidup biasanya dianggap relatif konsisten sepanjang waktu, itu bisa berubah dalam menanggapi keadaan hidup seperti perceraian atau pengangguran," kata Julia Boehm, asisten profesor psikologi di Chapman University.
Penyebab Umum Lelaki Sulit Percaya pada Wanita

"Beberapa orang mungkin lebih mudah beradaptasi dengan situasi baru dan dengan memiliki kepuasan hidup yang relatif stabil, namun banyak pula orang yang tidak bisa beradaptasi dengan cepat," ujar Boehm.

Para peneliti menemukan variabilitas antara kepuasan hidup dan peningkatan risiko kematian. Namun, hal tersebut hanya terjadi di kalangan orang-orang yang kurang puas dan bahagia akan hidupnya.

Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science ini melibatkan hampir 4.500 peserta. Ribuan peserta tadi diteliti selama sembilan tahun lamanya. Setiap tahun peneliti menanyakan tentang seberapa puas mereka dengan hidup yang mereka jalani. Peserta studi pun menilai hidup mereka dengan nilai yang berkisar dari nol sampai 10, dengan 10 menunjukkan kepuasan hidup yang lebih besar.

Hasil studi pun mengungkap bahwa seiring dengan kepuasan hidup yang meningkat, ternyata risiko kematian pun berkurang hingga 18 persen. Sebaliknya, peserta yang kurang puas akan hidup mereka dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian hingga sebesar 20 persen. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya