Risiko Pengobatan Kanker pada Ibu Hamil

Ilustrasi wanita hamil
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Cara Agar Ibu Hamil Terhindar dari Nyeri Punggung
- Sebagai salah satu penyakit tidak menular yang mematikan, kanker adalah momok mengerikan bagi setiap orang. Selain dapat menyebabkan kematian, gejalanya yang hampir sulit diprediksi, membuat penyakit ini sulit dideteksi. Lebih parahnya lagi, penyakit ini dapat lebih berisiko bila terjadi pada ibu hamil.

Dokter, Benarkah Nanas Berbahaya untuk Ibu Hamil?

Baca juga:
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024


Sebuah penelitian di Belgia meneliti 129 anak yang dulunya dikandung oleh ibu yang menjalani perawatan kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang dikandung selama sang ibu menjalani perawatan kanker, cenderung memiliki perkembangan otak dan jantung yang jauh lebih lambat daripada bayi yang dikandung oleh ibu sehat.


Dilansir dari Fox News, Hal ini merupakan salah satu efek samping dari ragam perawatan kanker seperti salah satunya radiasi dan kemoterapi. "Penelitian kami berkesimpulan bahwa, sebaiknya perawatan kanker dilakukan ketika seseorang tidak dalam keadaan hamil, karena efeknya berbahaya bagi janin," ujar Frederick Amant, profesor dan pakar onkologi dari University Hospitals Leuven.


Menurut Frederick, melakukan perawatan penyakit kanker saat dalam keadaan mengandung, juga dapat meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur pada ibu. "Tahap Kemoterapi, sejauh ini, adalah tahap yang paling memberikan bahaya pada ibu mengandung," ujarnya.


Untuk itulah, perawatan pada ibu hamil yangmenderita kanker, harus terlebih dahulu disesuaikan dengan usia kandungan, Jika keadaan tubuh ibu rentan dan tidak memungkinkan, sebaiknya kemo perawatan dilakukan setelah sang ibu melahirkan bayinya.


"Hal ini dapat menurunkan risiko gangguan kesehatan pada bayi, dan memberikan kesempatan hidup bagi sang ibu," ujar Frederick. (ren)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya