Enam Hal yang Wajib Diterapkan dalam Mendidik Anak

Ilustrasi orangtua dan anak.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk perkembangan anak, entah itu fisik ataupun mentalnya. Karena itu, pendidikan parenting sangat sangat dibutuhkan. Banyak tips dan cara seputar mengasuh anak, namun di luar itu semua ada hal penting yang wajib diterapkan oleh orangtua dalam mendidik anak.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Laura Markham, PhD, penulis buku 'Peaceful Parent, Happy Kids' mengungkapkan bahwa, hal yang terpenting dari pendidikan parenting adalah bagaimana jalinan antara orangtua dan anak terhubung dengan baik. Berikut ini adalah tujuh cara dasar dalam mendidik anak, seperti dilansir dari laman WebMD.

1. Selalu terhubung

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

Meskipun selalu bertemu dengan Anda setiap hari, namun terkadang hubungan antara anak dan orangtuanya belum terhubung. Siapkan waktu kira-kira sepuluh menit untuk melakukan 'me time' bersama Anda setiap hari. Dengan begitu mereka tahu bahwa saat 'me time' adalah waktunya dan Anda untuk terhubung. Satu hari mereka bebas memilih apa yang akan dilakukan saat 'me time'. Di hari berikutnya Anda yang memilih. Namun, fokus utamanya tetap anak Anda dengan segala kerendahan hati.

"Pastikan untuk memisahkan sementara dengan adik atau kakaknya, selain itu, jauhkan ponsel Anda. Pastikan 90 persen interaksi Anda adalah dengan anak, bicarakan hal-hal yang menjadi perhatian anak, atau tentang bagaimana perasaannya," ujar Laura.

Ajak Si Kecil Main Berkualitas di Akhir Pekan, Coba 4 Trik Ini Moms

2. Kendalikan emosi sebelum menasihati anak

"Tidak peduli bagaimana anak Anda membuat masalah di sekolah. Misalnya bersikap buruk terhadap teman, tidak mau makan atau merebut barang milik temannya. Sebelum Anda menasihatinya, sebaiknya redam emosi Anda terlebih dahulu," ujar Linda.

Seringkali masalah dengan anak Anda terkesan urgen, padahal tidak selalu demikian. Anda dapat mengambil napas panjang untuk mundur sejenak dan jadilah orangtua yang bijaksana dalam bertindak.

3. Ajak anak berdiskusi

Jangan berteriak 'bersihkan mainanmu dan pergilah tidur' dari dapur. Sebaiknya jika Anda ingin menyuruhnya, datangi anak Anda, lalu perhatikan apa yang sedang ia kerjakan sebelum menyuruhnya. Orangtua terlalu sering menyuruh anak untuk mematuhi jadwal, misalnya mengerjakan pekerjaan sekolah, atau tentang waktu tidur mereka dengan cara yang tidak menyenangkan bagi anak. Sempatkan diri Anda untuk memuji apa yang ia lakukan sebelum membicarakan waktu tidur. Jika Anda mengajaknya berdiskusi dan peduli, mereka akan mudah diajak bekerjasama.

4. Jangan mematikan pembicaraan

Jika anak Anda mengatakan membenci matematika, atau tidak ingin pergi ke sekolah, mungkin ia memang tidak sedang bercanda dengan Anda. Saat anak Anda mengungkapkan emosinya terhadap sesuatu hal, itu artinya ada sesuatu yang terjadi pada dirinya. Jika Anda membalas perkataannya dengan 'kamu harus sekolah, dan kerjakan PR mu sekarang!', itu artinya Anda menutup akses untuk mengetahui apa yang terjadi dengan anak dan perasaannya.

Kecuali jika Anda bilang "sepertinya kamu sangat membenci matematika, kenapa sih kok kamu membenci matematika?" cara tersebut membuat anak Anda terbuka terhadap Anda.

5. Bersahabat dengan airmata

Salah satu bagian dari tugas Anda sebagai orangtua adalah membantu untuk mengendalikan emosi anak. Anak-anak juga membutuhkan waktu untuk meluapkan emosinya, salah satunya dengan menangis.Namun sayangnya setiap orangtua selalu berpikir jika anak menangis itu artinya waktunya Anda segera mendiamkannya. Padahal sebaliknya, ajarkan mereka pengetahuan tentang perasaan marah, sakit hati, atau sedih. Hal itu bukan bukan hal yang berbahaya dan penting untuk dipahami anak. Jika Anda melihat anak Anda agresif dan ngambek, turunkan emosi Anda sejenak dan perlakukan anak Anda dengan kasih sayang dan empati.

"Tugas orangtua adalah membuat buah hatinya merasa aman untuk mengekspresikan dan mengenal berbagai macam perasaan. Biarkan mereka menangis di pelukan Anda. Setelah agak tenang, Anda bisa mendiamkannya, dengan memberi pemahaman bahwa kesedihan tidak dapat berlarut-larut.Setelah itu, Anda bisa membicarakan penyebab ia menangis."

6. Banyak tertawa

Anak-anak butuh tertawa, siapkan waktu untuk anak Anda tertawa dab bercanda dengan Anda. Tertawa dapat membantu anak memiliki perasaan aman. Selain itu, tertawa juga bisa menjadi masa transisi ketika Anda harus berangkat ke kantor dan melepas si buah hati bersama babysitter akan terasa lebih mudah.

"Namun tidak disarankan untuk menggelitik anak untuk membuatnya tertawa. Tujuannya tidak akan tercapai. Menggelitik anak hanya akan membuat anak menjadi tidak terkendali."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya