Beda Insomnia dengan Menunda Waktu Tidur

Ilustrasi tidur.
Sumber :
  • pixabay/unsplash

VIVA.co.id – Insomnia menjadi gangguan tidur yang paling umum ditemukan. Ini merupakan gangguan tidur yang meliputi kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur, atau bangun tidur terlalu dini di pagi hari.

Penyintas COVID-19 Rentan Alami Gangguan Tidur, Ini Alasannya

Menurut pemaparan dokter spesialis saraf dan neurologi dari RSUP Sardjito Yogyakarta dr. Astuti, Sp.S(K), insomnia menyebabkan penderitanya tidak bisa tidur atau kesulitan masuk tidur. Atau dia bisa masuk tidur, namun sering terbangun.

"Tidurnya menjadi dangkal dan tidak berkualitas. Insomnia ini disertai efek di pagi hari. Mudah mengantuk, gangguan perilaku, sensitif, mudah marah, atensi, dan kualitas kerja menurun," ujar Astuti saat media briefing insomnia di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat, 19 November 2016.

Bisakah Insomnia Menyebabkan Diabetes? Ini Penjelasannya

Namun, ada pula yang mengatakan jika orang yang baru tidur saat menjelang dini hari termasuk ke dalam insomnia. Astuti menjelaskan, pola tidur seperti ini dikategorikan sebagai gangguan irama sirkadian.

Irama sirkadian merupakan irama tubuh yang disamakan dengan perputaran bola dunia. Di mana siang hari digunakan untuk bekerja, sedangkan malam untuk tidur.

Hati-hati Insomnia Bisa Picu Diabetes

Tidak seperti insomnia yang tidak bisa tidur, gangguan irama sirkadian adalah tidak ingin tidur karena melakukan satu aktivitas misalnya game atau bekerja. Saat ia ingin tidur, siklus tidurnya bisa berjalan dengan normal dan kemungkinan tidak terjadi efek ketika bangun keesokan harinya.

Meski kebutuhan tidurnya terpenuhi, gangguan irama sirkadian juga memiliki efek. Mereka yang mengalami gangguan ini tidak akan mendapatkan manfaat tidur malam.

Jadi, menurut Astuti, sebaiknya tetap gunakan waktu tidur di malam hari untuk tidur.

"Itu bisa diprogram. Yang penting tidur dahulu 2-3 jam kemudian bangun kemudian kerja kembali, itu sudah terpenuhi kebutuhan tidurnya. Kualitas kerja pun jadi bagus, daripada memaksakan tidak tidur," kata Astuti.

Bagaimana pun otak memiliki nilai ambang lelah. Jika dipaksakan dampaknya adalah banyak terjadi kecelakaan.

Ilustrasi wanita tidur

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya