- Pixabay/jarmoluk
VIVA.co.id – Demensia merupakan salah satu penyakit yang kian populer karena angka penderitanya mulai bertambah. Demensia adalah kondisi di mana otak mengalami penurunan kemampuan secara mental dan pikiran. Penderita demensia secara perlahan akan mengalami kondisi kemunduran daya ingat bahkan bisa seperti anak-anak lagi.
Banyak yang mengaitkan kondisi demensia ini dengan lansia yang menjadi pikun, namun demensia bisa menimpa siapa saja, terutama berkaitan dengan gaya hidup.
Meski demikian kondisi ini bukan tidak bisa dicegah, kunci utama untuk menghidari kondisi demensia adalah dengan menjaga asupan dan pola makan tertentu.
Dilansir dari laman Medical Daily, salah satu Chef Paula Wolfert yang didiagnosa mengalami demensia, membuat sendiri menu makan sehatnya untuk melawan penyakitnya. Selain itu, para peneliti juga telah membuat rekomendasi menu makanan untuk demensia yang dinamakan Canadian Brain Health Food Guide.
“Ada peningkatan yang terjadi antara makan makanan sehat dengan fungsi kognitif. Namun, banyak yang salah persepsi mengenai makanan tersebut," ujar co-author Brain Health Food Guide, Dr. Carol Greenwood.
Makanan yang direkomendasikan untuk melawan demensia mencakup sayuran hijau, kacang-kacangan, lemak baik dan ikan-ikanan. Produk yang mengandung gandum utuh serta susu rendah lemak, diperbolehkan untuk dikonsumsi, namun untuk daging merah dan olahan, harus dibatasi.
Selain itu, salah satu diet demensia yang populer di Amerika Serikat yaitu MIND diet, yang dibentuk oleh para dokter di Rush University Medical Center dan Harvard University. MIND diet mencakup sayuran atau daun hijau, sayuran lain, kacang, kelompok buah beri, gandum utuh, wine, minyak zaitun, dan daging unggas.
Sedangkan makanan yang tidak direkomendasikan mencakup daging merah, butter dan margarin, keju, makanan manis, dan makanan yang digoreng. Berdasarkan sebuah studi, MIND diet dapat menurunkan risiko alzeimer sebesar 53 persen.
Terminal Lucidity, Fenomena Seseorang Mendadak Sehat Sebelum Maut Menjemput
Terminal lucidity, dimaknai sebagai fenomena kembalinya “kejernihan” pikiran seseorang secara mendadak menjelang ajalnya. Fenomena ini masih menjadi perdebatan para ahli.
