Kasur Listrik Jadi Solusi Atasi Wabah Insomnia

Ilustrasi kurang tidur.
Sumber :
  • REUTERS/Wolfgang Rattay

VIVA – Sebuah studi baru pada Jurnal Tidur mengemukakan bahwa “Wabah Sulit Tidur” yang terjadi secara global mempengaruhi sekitar 150 juta orang di negara berkembang. Hal ini terkait dengan bertambahnya permasalahan yang terjadi dalam kehidupan, seperti depresi dan kecemasan.

Penyintas COVID-19 Rentan Alami Gangguan Tidur, Ini Alasannya

Prevalensi insomnia di Indonesia dilaporkan 10 persen dari jumlah populasi atau sekitar 28 juta orang. Insomnia dapat memicu peningkatan nafsu makan sehingga menyebabkan obesitas dan diabetes, jantung koroner, hipertensi, dan gangguan imun sistem. Hal ini juga berhubungan dengan gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan dan pikun.

Di era modern, insomnia tidak hanya diderita oleh orangtua, tapi juga dialami oleh masyarakat usia produktif karena faktor gaya hidup masa kini, tekanan hidup, kafein, dan lainnya. Dalam jangka panjang, orang dengan penyakit insomnia terancam mengalami penurunan produktivitas dan kualitas hidup dikarenakan krisis tidur.

Bisakah Insomnia Menyebabkan Diabetes? Ini Penjelasannya

“Saat ini ‘krisis tidur’ melahirkan sebuah gejala ‘ekonomi tidur’. Di pasaran, banyak produk yang berkaitan dengan ‘tidur yang lebih baik’, termasuk matras tidur, bantal, selimut, obat-obatan, pijat, dan lain-lain,"papar pendiri Am Life International, Lew Mun Yee, dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA pada Selasa 5 Desember 2017.

Lew Mun Yee membuat 'sistem kesehatan tempat tidur' yang bisa mengatasi kesehatan dan terapi penyembuhan yang tepat bagi pelanggan saat mereka tidur atau beristirahat. Peralatan tempat tidur pada dasarnya akan menjadi kasur termal serat karbon potensial listrik yang dilengkapi dengan 'bantal kesehatan kinerja tinggi' dan 'selimut Hokutolite'.

Hati-hati Insomnia Bisa Picu Diabetes

"Kasur beraliran listrik ini merupakan cara inovatif untuk menggabungkan teknologi dan pola istirahat sehari-hari yang memberikan kita cara baru untuk memulihkan kesehatan melalui tidur,” jelas Lew.

Solusi ini sejalan dengan penemuan terapi tidur oleh masyarakat Jepang. Pada awal tahun 1928, Jepang telah menemukan terapi potensial listrik dan setelah 40 tahun menjalani studi klinis, Kementerian Kesehatan Jepang melabeli terapi potensial listrik sebagai peralatan medis pada tahun 1968.

Selain itu, Kementerian Kesehatan Jepang mengesahkan kasur termoterapi potensial Am Life sebagai alat kesehatan yang dapat memperbaiki 8 gejala-gejala seperti sakit kepala, insomnia berat, sakit leher, sembelit, gangguan pencernaan, tangan dan kaki dingin, nyeri saraf atau otot dan kelelahan kronis. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya