- Pixabay/jarmoluk
VIVA – Bicara soal kebersihan gigi dan mulut, banyak yang menganggap sikat gigi saja sudah cukup membersihkan. Padahal faktanya, gigi hanya mengisi kurang lebih 25 persen dari rongga mulut.
Sedangkan, jika hanya gigi saja yang dibersihkan, kuman masih bisa bersarang di bagian rongga mulut lainnya. Sebab itu, selain menyikat gigi, Ketua Departemen Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Prof. Dr. drg. Tri Erri Astoeti, M.Kes juga menyarankan untuk menggunakan dental floss atau benang pembersih, dan juga dibersihkan dengan cairan khusus pembersih mulut.
Meski demikian, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti ini mengatakan bahwa tidak bisa sembarangan dalam hal pemilihan cairan kumur pembersih mulut. Hal itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Secara umum, Erri membagi cairan kumur pembersih mulut dalam tiga hal, untuk pengobatan, kosmetik dan juga untuk perawatan sehari-hari.
"Untuk yang therapeutic mouthwash (pengobatan) sendiri itu hanya boleh dipakai maksimal selama 14 hari. Lebih dari itu dan jika digunakan dalam jangka panjang akan memberikan efek samping," kata dia dalam peluncuran Inisiatif 21 Hari Upgrade Frontliner Indonesia oleh Listerine, di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa, 19 Desember 2017.
Sementara, untuk kosmetik sendiri tidak memberikan efek apapun selain rasa segar di mulut. Untuk pemakaian sehari-hari, ada cairan kumur khusus yang mampu membersihkan plak di mulut dan aman digunakan dalam jangka panjang.
"Untuk daily care sendiri memang sudah didukung oleh banyak penelitian di berbagai negara. Kami dari PDGI juga merekomendasikan untuk penggunaan sehari-hari," ujarnya.
Penggunaan cairan pembersih mulut ini, lanjut Erri bermanfaat untuk membersihkan sisa-sisa makanan di rongga mulut yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Di samping itu, cairan pembersih mulut juga membantu menambah ketahanan gigi dan gusi.
