Bipolar, Gangguan yang Dialami Dolores The Cranberries

Vokalis The Cranberries, Dolores O'Riordan
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Dunia musik internasional kembali berduka dengan meninggalnya vokalis The Cranberries, Dolores O'Riordan, pada Senin, 15 Januari 2018. Dolores ditemukan tak bernyawa di sebuah hotel di pusat Kota London, saat ia dalam sesi sebuah rekaman.

Terungkap, Penyebab Sebenarnya Kematian Vokalis The Cranberries

Meski penyebab kematiannya belum terungkap secara pasti, namun sejumlah media mengungkap kondisi kesehatan Dolores akhir-akhir ini. Diketahui jika vokalis kelahiran Irlandia ini pernah didiagnosis mengalami bipolar.

Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan drastis dalam alam perasaannya pada periode waktu tertentu. Bipolar bukanlah seseorang dengan banyak kepribadian.

Sering Sedih dan Bahagia Tanpa Alasan Waspada Gejala Bipolar

Menurut Kepala Departemen Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. A. A. A. Agung Kusumawardhani, SpKJ(K), gangguan bipolar adalah suatu gangguan jiwa yang gangguannya memengaruhi alam perasaan seseorang dalam periode waktu tertentu.

Usia 20 Lebih Rentan Alami Gangguan Jiwa, Ini Alasannya

"Ini bukan sekadar baper (terbawa perasaan) tapi masalah pada alam perasaan yang terjadi dalam episode tertentu. Timbulnya bisa suasana hati depresi, manik, hipomanik dan terkadang campuran antara depresi dan manik, atau perubahan mood yang cepat yang disebut dengan mood swing," kata Agung saat ditemui di sebuah acara beberapa waktu silam.

Agung melanjutkan, yang dimaksud dengan episode suasana hati umumnya terbagi dalam lima kategori. Yang pertama adalah mood normal yang disebut eutimia. Pada gangguan bipolar, pada episode tertentu mereka bisa mengalami depresi, tandanya adalah menarik diri dari lingkungan, aktivitas menurun, tidak produktif, motorik melamban, tidak nafsu makan, pesimis, merasa seperti dunia ini runtuh, dan tidak memiliki harapan.

Pada episode tertentu lainnya, seseorang dengan bipolar bisa berada pada episode manik, kebalikan dari depresi. Dia merasa semua serba hebat, dunia ini cepat berputar, dia sangat aktif, banyak melakukan aktivitas, pikiran cepat sehingga banyak ide muncul, berbicara cepat bahkan saking cepatnya dia bisa lompat topik begitu saja.

Setelah episode manik mereda, mereka bisa juga masuk ke episode hipomanik. Suasana hati ini lebih tinggi dari eutimia namun lebih rendah dari manik. Selain itu, ada pula episode campuran antara manik dan depresi pada periode tertentu.

"Kita bisa menganggap itu bipolar bila terjadi pada rentang waktu tertentu. Jika mengalami depersi minimal dua minggu terus menerus, di mana alam perasaannya turun, pesimis aktivitas menurun, dan tidak suka bertemu dengan orang lain. Manik terjadi dalam rentang waktu satu minggu, dia sangat aktif dan bahkan bisa tidak tidur, dia merasa tidak butuh tidur. Kalau episode campuran dalam rentang waktu dua minggu," jelas Agung.

Meski demikian, yang perlu diingat adalah gangguan bipolar bisa diatasi dan dikendalikan. Karenanya, perlu ditegakkan diagnosis yang benar, dengan begitu mereka bisa mencapai taraf hidup yang optimal seperti orang lain pada umumnya. Bahkan pengobatan bipolar yang baik bisa mencapai kefektifan 80-90 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya