Mengintip Proses Pembuatan Kolang Kaling di Aceh

Pengambilan isi buah aren yang akan menjadi kolang-kaling
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Siapa yang tidak mengenal kolang kaling, cemilan kenyal berwarna putih transparan ini memiliki rasa menyegarkan. Berasal dari biji buah aren, namun siapa sangka proses pengolahannya tak semudah mengunyahnya, agak rumit dan memakan waktu.

Aneka Resep Kolang kaling Segar Cocok untuk Menu Buka Puasa

Di Desa Lam Aling, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kolang kaling di Aceh. Pada bulan Ramadan, warga di sana sibuk memenuhi pesanan kolang kaling yang meningkat signifikan. Bahkan, anak-anak juga dilibatkan untuk membantu orangtua mereka memproduksi kolang kaling, mulai mengupas hingga memisah buah dari dahannya.

Untuk mengolah biji buah aren menjadi kolang kaling, para pria bertugas memetik buah aren dari pohonnya di perbukitan desa setempat. Sementara kaum wanita yang mengolah hingga buah aren menjadi kolang kaling.

Menjelajahi Manfaat Kolang Kaling untuk Kesehatan

Ibu-ibu melakukan proses pemisahan buah dari tangkai pohon. Ini harus dilakukan dengan hati-hati karena jika terkena getah buah aren bisa menderita gatal-gatal. Buah tersebut kemudian direbus sekitar 1 jam dalam sebuah drum untuk menghilangkan getahnya yang gatal.

Warga Desa Lam Aling, Leila memisahkan buah aren dari dahannya

Kolang Kaling Bisa Jaga Gula Darah saat Puasa, Begini Aturan Konsumsinya

Selanjutnya, buah aren direbus agar kulitnya yang bertekstur keras bisa lunak, lalu dibelah menjadi dua untuk mengambil isinya yang sudah mengeras. Cara pengambilan bijinya pun, hanya menggunakan gagang sendok dengan mencongkel isinya agar keluar. Setelah itu, dipipihkan untuk mendapatkan tekstur kenyal. Sebelum dijual ke pengepul, kolang kaling harus kembali direndam selama dua hari.

“Caranya masih manual, dan masih menggunakan alat seadanya,” kata Leila, warga Desa Lam Aling kepada VIVA, Sabtu, 26 Mei 2018.

Proses merebus buah aren

Sementara itu, bagian pengepul memesan kolang kaling asal Desa Lam Aling jauh sebelum memasuki bulan puasa karena harganya lebih murah dibanding saat bulan Ramadan. Biasanya mereka menjual kolang kaling seharga Rp5.000 per kilogram (kg) pada hari biasa, namun pada bulan Ramadan menjadi Rp8.000 hingga Rp10 ribu per kg.

“Ongkos produksinya naik, kadang kita harus tambah pekerja lagi,” ucap Leila.

Dalam sehari, petani kolang kaling bisa memproduksi hingga 20 kg per hari Selama Ramadan. Dengan tingginya permintaan kolang kaling tentu saja menjadi berkah bagi warga Desa Lam Aling.

Warga Lam Aling Aceh Besar mengolah buah aren menjadi kolang-kaling

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya