Ngopi Kini Bisa Pesan Lewat Aplikasi Mobile

Aplikasi KOPPI
Sumber :
  • Instagram/@koppi.asia

VIVA – Minum kopi saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup kaum milenial. Bagi sebagian orang, menyeruput kopi pada waktu tertentu, dapat menaikkan kembali mood mereka yang rusak. 

Ngopi di Atas Bus, Sensasi Baru Nikmati Keindahan Kota Malang 

Tidak heran, jika saat ini kita dengan mudah dapat menemukan kedai kopi di setiap sudut kota yang diisi oleh kaum milenial. 

Baru-baru ini, sebuah aplikasi sekaligus kedai kopi on-demand, KOPPI melakukan riset mengenai beberapa faktor yang memengaruhi seseorang untuk membeli atau mengonsumsi kopi setiap hari.

Aturan Nonmuhrim Dilarang Ngopi Semeja, Pemkab Bireun Ditantang Adil

Dari rilis yang diterima VIVA, Selasa 5 Februari 2019, beberapa faktor yang membuat seseorang untuk membeli atau mengonsumsi kopi, antara lain masalah kecepatan, kemudahan, harga, dan kualitas rasa. 

Untuk faktor yang pertama misalnya, konsumen enggan mengantre lebih dari 15 menit hanya untuk membeli segelas kopi atau menunggu layanan pengantaran lebih dari 45 menit, sehingga menyebabkan kualitas kopi menjadi tidak segar dan sudah encer. 

Aturan Daerah Larang Perempuan Nongkrong di Kafe Malam Hari

Mahalnya harga segelas kopi yang dinikmati di kedai atau diantar atau grab and go, juga menjadi faktor penentu. Survei menyebutkan, kemampuan seseorang untuk membeli kopi setiap hari hanya sekitar Rp15 ribu hingga Rp30 ribu per gelas. 

Di sisi lain, meski kini banyak merek kopi yang menawarkan harga yang murah, namun tidak serta merta mendorong seseorang untuk melakukan pembelian. Rasa yang berlebihan seperti terlalu manis adalah hal yang paling sering dikeluhkan konsumen. 

Berangkat dari isu tersebut, KOPPI menjawab tantangan melalui layanan pre-order pengantaran ekspres, menggunakan bahan berkualitas, serta harga yang terjangkau sehingga setiap orang bisa ngopi setiap hari. 

Perwakilan dari KOPPI, Tony menuturkan sejatinya aplikasi on demand ini diciptakan untuk mengakomodasi kebutuhan, serta tren ngopi masyarakat perkotaan. Hal itu bisa dilihat dari menjamurnya kedai kopi di Jakarta yang berskala kecil hingga besar. 

”Penikmat kopi kini sudah menyebar ke segala lapisan usia, status sosial dan gender. Tantangannya adalah bagaimana ngopi itu bisa lebih cepat dan mudah, terjangkau, dan rasa kopi yang ditawarkan harus berkualitas,” jelas Tony, 

Di sisi lain, untuk kualitas rasa contohnya, KOPPI mempercayakan World Barista Champion 2014, Hidenori lzaki, untuk mengembangkan menu. Hidenori akan menempati posisi sebagai Beverage Manager yang bertanggung jawab atas kualitas minuman. 

KOPPI mengintegrasikan aplikasi, data dan teknologi. Artinya, masyarakat bisa memesan kopi terlebih dahulu (pre-order) dengan mengatur waktu pengambilan pesanan (pick-up) atau dengan layanan pengantaran ekspres (delivery).

Untuk order, KOPPI menggandeng jasa layanan kurir sepeda, Westbike Messenger. Layanan pengantaran ini hanya bisa digunakan radius maksimal dua kilometer dari kedai/outlet kedainya yang dipilih. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya