Buka Puasa dengan Torakur, Tomat Rasa Kurma Khas Bandungan Semarang

Torakur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Teguh Joko Sutrisno.

VIVA – Berbuka puasa dengan kurma sangat dianjurkan. Kandungan nutrisi di dalamnya bisa cepat memulihkan energi setelah seharian puasa. Tapi bagaimana kalau tidak ada kurma di sekitar Anda? Banyak pilihannya. Salah satunya, yang cukup unik ada di Bandungan Semarang.

Esports: PUBG Mobile Sukses Gelar Turnamen Komunitas hingga Influencer selama Ramadhan

Petani sayuran di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, sangat kreatif memanfaatkan hasil panen dan diolah menjadi kuliner khas yang bisa menjadi pengganti kurma. Namanya torakur, singkatan dari tomat rasa kurma.

Ngestiwati, petani yang membuat torakur menceritakan, ia menemukan ide tersebut dengan tidak sengaja. Berawal dari melimpahnya panen tomat di desanya. Begitu banyaknya tomat berbuah, sampai-sampai banyak yang tidak dipanen karena harganya yang anjlok. 

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

"Kan eman-eman (sayang jika dibuang) ya. Maka saya waktu itu nyoba, kalau diolah jadi manisan enak juga. Terus saya coba-coba, sampai beberapa kali dan ketemulah yang sekarang ini jadi torakur," jelasnya.

Meninggalnya Babe Cabita Ternyata Bikin Para Sahabat Iri, Kok Bisa?

Untuk membuatnya menjadi torakur, kata Ngestiwati, dipilih buah yang benar-benar matang, berwarna merah dan dan berukuran besar.

"Kita sortir dulu dan merah. Buah yang masih belum merah dibiarkan sampai matang alami. Bagian yang dipakai hanya daging buahnya, jadi harus dikupas untuk membuang kulitnya dan juga dibuang bijinya," kata Bu Ngesti, panggilan akrabnya.

Ia melanjutkan, daging buah tomat lalu ditusuk-tusuk dengan garpu lalu direndam air kapur. Prosesnya memakan waktu beberapa jam. Fungsi air kapur saat proses perendaman sendiri membuat tekstur daging buah tomat tetap kuat meski direbus dalam jangka waktu lama. Dalam rebusan kemudian ditambah gula pasir sebagai pemanis.

Tomat hasil rebusan ini ditiriskan dan dijemur dalam kotak berbentuk rumah kaca agar aman dari serbuan serangga, dan saat hujan juga tak perlu repot dipindah-pindahkan. Proses penjemuran ini memakan waktu selama tiga hari.

Daging buah yang sudah kering lalu dibentuk menjadi bulatan-bulatan lonjong mirip buah kurma. Lalu dijemur lagi selama dua hari hingga memiliki tekstur dan tingkat kekeringan yang pas. Torakur kemudian dikemas dalam plastik dan kardus untuk dijual dan dikirim ke berbagai kota. Dengan tingkat kekeringan dan kandungan gula di dalamnya, torakur bisa tahan sampai enam bulan.

"Soal rasa, ada kemiripan dengan kurma, tapi torakur ada rasa sedikit asam yang menyertai, tapi tetap dominan manis," ungkapnya.

Torakur mudah dibeli di berbagai toko oleh-oleh di kawasan wisata Bandungan. Perajin juga mengirimnya ke sentra oleh-oleh Kota Semarang, Salatiga, Magelang hingga Yogyakarta.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno/ Yogyakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya