Sejarah Wedang Ronde dan Cara Membuatnya

Wedang Ronde
Sumber :
  • Cookpad/Dkitchen

VIVA Kuliner – Wedang ronde menjadi salah satu minuman legendaris yang dapat ditemui di berbagai pelosok daerah di Tanah Air. Minuman ini, cocok banget dinikmati saat cuaca dingin. Meskipun sudah cukup populer sejak dulu di kalangan masyarakat Indonesia, namun sepertinya masih banyak yang belum mengetahui sejarah wedang ronde. Begitu pula dengan fakta bahwa ronde merupakan perpaduan minuman orang Tionghoa dan Jawa. Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya. 

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Asal-usul Wedang Ronde

Wedang ronde.

Photo :
  • http://www.banyumurti.net
Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Seperti yang dilansir dari artikel VIVA sebelumnya, Wedang ronde diketahui pertama kali diperkenalkan oleh warga Tionghoa di Indonesia. Konon, ronde juga dikaitkan dengan dewa-dewa, di mana dalam budaya Tionghoa, minuman tersebut menjadi sesaji khusus untuk para dewa. Nama asli dari wedang ronde adalah ‘tangyuan’. 

Sesaji tangyuan atau ronde dibuat oleh orang Tionghoa untuk para dewa berkaitan dengan musim hujan yang datang. Bagi masyarakat China, musim hujan yang disertai hawa dingin dan berlangsung panjang tak jarang bisa merenggut nyawa. Maka tangyuan sebagai sesaji dibuat dengan tujuan untuk mendapat belas kasih dari dewa. 

Kakek 87 Tahun Ini Bikin Heboh Usai Jadi Model Catwalk di China Fashion Week

Ronde sendiri terbuat dari adonan tepung ketan yang dicampur dengan sedikit air dan dibentuk menjadi bentuk bola-bola kecil. Adonan tersebut  menjadi isian utama dalam wedang. 

Makna Wedang Ronde

Wedang Ronde

Photo :
  • VIVAnews/Irma Kurniati

Ronde disajikan dengan kuah khas yang terdiri dari jahe yang dicampur gula Jawa, bahkan juga banyak yang mencampurnya dengan susu. Bahan-bahan ronde juga memiliki sebuah filosofi, misalnya seperti air jahe, manisan jahe yang memiliki khasiat menghangatkan tubuh. Sementara tiga bola ronde yang berbeda-beda yakni merah, hijau dan putih dengan isian gula Jawa merupakan tiga rangkaian pengharapan kepada para dewa.

Warna merah sebagai lambang harapan memperoleh keberanian menghadapi musim dingin. Hijau melambangkan kebahagiaan dan putih memiliki makna hati yang bersih. Lalu manis pada gula Jawa bermakna hasil dari pengharapan. Sementara filosofi bola-bola ronde melambangkan keakraban yang disebut dengan guyub dalam istilah Jawa. 

Maka dari itu wedang ronde menjadi salah satu minuman yang disajikan saat perayaan Cap Go Meh yakni waktu berkumpulnya seluruh anggota keluarga setelah merayakan tahun baru Imlek. Selain itu, termasuk juga festival Yuanxiao atau festival lampion atau festival wedang ronde.

Munculnya ronde di Indonesia tak lepas dari kedatangan bangsawan China yang menjelajahi Nusantara pada sekitar 400 Sebelum Masehi (SM). Sejak saat itu, mereka diketahui mulai memperkenalkan kebudayaannya, termasuk masakan ciri khasnya kepada orang-orang pribumi. Sehingga proses alkulturasi budaya China dan Indonesia terjadi. 

Cara Membuat Wedang Ronde

Wedang Ronde

Photo :
  • Cookpad/Dkitchen

Resep by Dkitchen (Cookpad)

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

(4 orang)

  • 150 gr tepung ketan
  • 1 sdm tepung tapioka
  • 200-300 ml air
  • 1 sdt air kapur sirih
  • Sejumput garam
  • 1 sdt gula halus
  • Secukupnya air untuk merebus
  • 1,5 liter air
  • 200 gr gula merah
  • 100 gr jahe
  • 2 batang sereh

Bahan isian kacang:

  • 100 gr kacang tanah kupas, goreng
  • 3 sdm gula pasir

Cara Membuat:

  1. Haluskan kacang tanah kupas yang sudah digoreng bersama gula pasir. Sisihkan.
  2. Bakar jahe hingga aromanya keluar
  3. Rebus gula merah dan sereh bersama 1,5 liter air. Rebus hingga gula larut. Matikan api
  4. Geprek jahe yang sudah dibakar, lalu langsung masukkan ke dalam rebusan air gula merah yang sudah mendidih tadi. Sisihkan
  5. Campur tepung ketan, tepung tapioka, garam dan gula halus. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diuleni, hingga adonan bisa dipulung
  6. Setelah sampai tahap bisa di pulung, beri pewarna sesuai selera
  7. Ambil secukupnya adonan, pipihkan, lalu beri isian, kemudian bungkus rapat dan bulatkan kembali. Untuk yang tidak memakai isian, langsung bulatkan saja lalu rebus.
  8. Panaskan air. Masukkan bola ronde ke dalam air yang sudah mendidih tadi. Diamkan hingga mengapung. Bola-bola ronde yang sudah mengapung itu tanda bahwa bola ronde sudah matang.
  9. Angkat bola-bola ronde yang sudah mengapung, lalu masukkan/rendam dalam air rebusan gula merah tadi. Ulangi langkah 7&8 hingga adonan habis.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya