Minyak Cengkeh Potensial Obati Penyakit Kanker

Ilustrasi cengkeh
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia. Kanker payudara penyebab kematian di urutan pertama.

Cukai Rokok Naik, Bagaimana Nasib Petani Cengkeh?

Meski sebagai penyakit penyebab utama kematian keberhasilan pengobatan kanker masih sangat rendah sehingga banyak peneliti tengah mengembangkan obat antikanker baru baik melalui sinesis senyawa organik maupun eksplorasi senyawa aktif yang lebih sensitif dan spesifik.

Bahan alam yang kini potensial dikembangkan sebagai obat antikanker adalah golongan flavonoid diantaranya isoflavon.

Tiga Ramuan Cengkeh Pengusir Sakit Gigi

Dosen Bagian Histologi dan Biologi Sel Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada, Dra. Sri Herwiyanti, M.S., mengatakan senyawa turunan isoflavon banyak dijumpai pada biji kedelai dan minyak cengkeh.

Senyawa ini memiliki struktur mirip 17 beta estradiol manusia sehingga mampu mempengaruhi kadar hormon wanita pra dan pascamenopause.

Harga Cengkih Turun, Petani Terancam Merugi

“Senyawa -senyawa tersebut terbukti mempunyai aktivitas antikanker pada berbagai jenis kanker, seperti kanker ovarium, kanker panyudara, kanker serviks, melanoma, hepaktokarsinoma, dan adenokarsinoma,” kata Sri Herwiyanti dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran UGM, Senin 9 Februari 2015.

Meskipun turunan isoflavon terutama genistein dan daidzein aktif pada berbagai jenis kanker potensial untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi antikanker tetapi ketersediaannya sangat terbatas.

Herwiyanti mengatakan hasil isolasi dari kedelai tidak menguntungkan secara ekonomis karena biaya isolasi relatif mahal. Untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan senyawa isoflavon, ia mengembangkan bahan alam sebagai bahan baku obat dengan mensintesis senyawa turunan isoflavon dari bahan minyak cengkeh (eugenol) yang banyak tersedia seperti senyawa 1,2-epoksi-3(3-(3,4-dimetoksifenil)-4H-1-benzopiran-4on)propana.

Potensi kesehatan turunan senyawa isoflavon tersebut diuji pada hewan percobaan percobaan sebanyak 40 ekor tikus Spraque Dawley (SD) yang diinduksi dengan sel kanker payudara T47D dan MCF-7, dan 12 dimetilbenzo(a)anthracene (DMBA). Awalnya, pemberian induksi DMBA pada tikus terbukti meningkatkan pembentukan nodul payudara tikus sebesar 100%.

Namun setelah diberi senyawa dari turunan isoflavon tersebut mampu menghambat nodul payudara, pertambahan besar nodul serta memperbaiki histologi payudara pada tikus. (ren)

Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya