Eks Korban Perdagangan Manusia Ini Pecahkan Rekor Dunia

Norma Bastidas
Sumber :
  • normabastidas.com

VIVA.co.id – Tak ada yang menyangka jika mantan korban perdagangan manusia berhasil memenangkan kejuaran sejumlah cabang olahraga, bahkan ia memecahkan rekor dunia. Ia adalah Norma Bastidas, wanita peraih rekor triathlon terpanjang pada 2014.

Kisah Inspiratif dari Anak Santri, Ciptakan Produk Pangan untuk Solusi Kesehatan

Triathlon adalah kejuaraan olahraga atletik yang menggabungkan tiga jenis olahraga yang dimulai dengan berenang, kemudian bersepeda, dan diakhiri dengan berlari. Bastidas mampu memecahkan rekor dengan menamatkan kejuaraan sejauh 3,762 mil atau sekitar enam ribu kilometer. Ia melakukannya atas nama korban perdagangan manusia.

“Saya adalah seorang survivor dari kasus kekerasan seksual dan juga perdagangan manusia,” kata Norma Bastidas dalam sebuah video yang dikutip Huffington Post. “Saya melakukannya sebagai penghargaan bagi para korban lainnya.”

Kisah AO PNM, Keluar Zona Nyaman untuk Beri Kenyamanan Keluarga

Norma Bastidas tumbuh dan besar di keluarga sederhana di Meksiko. Pada usia 19 tahun, dia mendapat tawaran menjadi model di Jepang. Tapi setelah tiba di sana, tidak ada pekerjaan apa pun untuknya, dan dia pun dijual pada seorang lelaki kaya.

“Saya dibius dan dipukuli,” kata Bastidas. Namun saat ia melapor, polisi hanya bergeming. Kata meraka, “Kamu perempuan nakal yang bekerja di bar.”

Kisah Inspiratif, Jatuh Bangun Kesuksesan Konten Kreator Mompreneur Sherly Ocktavia

Bastidas berhasil kabur dengan bantuan kenalannya. Setelah pindah ke Kanada, dia memulai kehidupan baru. Aktivitasnya di bidang olahraga dimulai ketika anaknya didiagnosis mengalami kebutaan.

Pada tahun 2009, Bastidas berhasil menjadi wanita tercepat sepanjang sejarah karena menyelesaikan misi berlari di 7 tempat ekstrem di 7 benua dalam 7 bulan. Saat itu, aksinya ditujukan untuk mendukung orang-orang buta.

Rekor dunia pun dipecahkannya pada tahun 2014 dan dipersembahkan untuk 2,4 juta korban perdagangan manusia. "Ini untuk menyadarkan tiap orang bahwa tidak ada yang pantas menerima ini (perdagangan manusia),” katanya.

“Setiap waktu kita ragu bahwa korban perdaganan manusia memiliki potensi, kita diam dan mengatakan ‘itu salahmu.’ Tapi itu sangat salah." tambah Bastidas yang ingin membantu para korban untuk bangkit. (ase)

Laporan: Bimo Aria

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya