- Cookpad/Farida Anggraini
VIVA – Setahun belakangan seblak memang menuai popularitas yang tinggi. Kuliner khas Bandung ini banyak diburu para foodie. Tak heran jika banyak restoran yang kemudian menambah seblak ke dalam menu mereka. Banyak pula kedai atau tempat makan yang khusus menjual seblak.
Pada dasarnya, seblak adalah kerupuk aci yang direbus dengan sejumlah bumbu. Yang menjadi ciri khas seblak adalah penggunaan kencur yang membuat aroma cita rasanya menjadi kuat. Seblak juga bisa ditambah berbagai topping, sesuai selera, mulai dari makaroni, mi, bakso, daging, sosis, ceker ayam, kikil dan masih banyak lagi.
Jika Anda adalah penggemar seblak, coba bikin sendiri seblak favoritmu di rumah. Cara memasaknya sangat mudah kok. Berikut ini adalah resep lengkapnya, dari pengguna situs Cookpad, Farida Anggraini.
Seblak Basah Pedas
Bahan-bahan
-100 gram kerupuk aci (warna oranye)
-Makaroni sesuai selera
-150 gram daging ayam fillet rebus
-3 butir bakso (bakso ikan, bakso sapi, bakso udang)
-1 butir telur, kocok lepas
-3 batang daun bawang
-2 sdm kecap manis
-200 mililiter air
-Minyak goreng secukupnya
Bumbu Halus
-3 siung bawang putih
-3 siung bawang merah
-6 buah cabai merah keriting
-4 buah cabai rawit merah
-1 biji kemiri
-Sejumput garam dan penyedap
-Kencur secukupnya (bila suka)
Cara membuat
1. Rebus kerupuk aci dan makaroni, tapi jangan terlalu lembek. Sisihkan. Cincang kasar daging ayam yang sudah direbus dan potong bakso kecil-kecil. Iris-iris daun bawang dan sisihkan.
2. Haluskan bahan-bahan bumbu halus, lalu tumis dengan minyak goreng hingga harum. Masukkan telur lalu tumis kembali. Masukkan ayam dan bakso, aduk rata.
3. Tuang air dan masukkan kerupuk. Beri garam, penyedap dan kecap. Aduk kembali hingga rata. Masukkan daun bawang, lalu aduk sebentar. Setelah mendidih, sajikan selagi hangat.
*Untuk 2 porsi
Ramai Seblak Jadi Penyebab Endometriosis, Begini Kata Dokter
Berbicara mengenai endometriosis, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti terjadinya endometriosis. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga menjadi faktor risiko.
