- Pixabay
VIVA –Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap kasus penculikan anak. Sebab, menurutnya saat ini tren atas kasus tersebut mulai mengalami pergeseran pola. Pernyataan itu diungkapkan Susanto terkait dengan kasus penculikan bayi di Depok, Jawa Barat.
“Di sini ada pergeseran tren dan publik harus tahu. Pola barunya adalah dengan menggunakan daring (dalam jaringan), ini yang harus kita waspadai bersama,” katanya saat ditemui di Mapolresta Depok, Selasa 1 Mei 2018.
Adapun modus baru yang kerap dimanfaatkan penculik adalah melalui media dalam jaringan (daring). Di mana orang tua kerap memposting foto anaknya di sosial media. “Jadi kami mengimbau agar masyarakat hindari posting (foto anak), jangan mudah posting. Sebab dengan memposting foto anak di media sosial menjadi pintu masuk untuk kejahatan dan penculikan anak,” jelasnya.
Mengenai motif, kata Susanto ada yang memang karena ekonomi individu dan ekonomi berjejaring. Untuk motif ekonomi berjejaring kata dia biasanya berujung pada trafficking. “Selanjutnya motif dendam dan anak dijadikan objek seksual,” paparnya.
“Penculikan itu terjadi secara sistematis dan bisa saja orang yang dikenal jadi pelakunya. Jadi ini warning buat kita semua. Dan kesuksesan Polresta Depok ini semoga bisa jadi acuan publik agar lebih waspada,” timpalnya lagi.
Seperti diketahui, bayi Aditya diculik pada Jumat 27 April 2018. Kasus ini sempat viral di media sosial. Dan dari hasil penyelidikan, polisi akhirnya membekuk pelaku di tempat persembunyiannya di kawasan Jalan Maliki, Sukmajaya Depok pada Senin, 30 April 2018. Selain meringkus pelaku, polisi juga menemukan bayi Aditya dalam kondisi selamat. Kasusnya kini ditangani Polresta Depok.
Diduga Sakit Jiwa, Bule Amerika di Bali Nekat Culik Bocil Perempuan
Insiden itu sempat membuat heboh warga Perum Kori Nuansa, Kuta Selatan, Badung, Bali. Bule amerika berinisial DCB sudah diamankan.
