Panduan untuk Guru Bicara Terorisme pada Anak

SDN 05 Pagi Kalideres Sekolah Putri Nur Fauziah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Tragedi teror ledakan terjadi di tiga gereja di Surabaya Jawa Timur, Minggu pagi, 13 Mei 2018. Bom yang diduga bagian dari aksi bunuh diri tersebut terjadi dalam waktu hampir bersamaan, antara pukul 06.00 hingga 08.00 WIB di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Dan yang terbaru pagi ini, Senin 14 Mei 2018, Polrestabes Surabaya ikut jadi target bom.

Kejadian mengenaskan itu tentunya menjadi kekhawatiran sendiri bagi banyak orang, termasuk buah hati Anda yang masih duduk di bangku sekolah. Ditambah lagi, ragam pemberitaan mengerikan tersebut masih sulit dipahami oleh mereka yang masih belia.

Pemkab Tangerang Benarkan PNS Mereka Ditangkap Densus

Berdasarkan panduan dari Kemendikbud RI berlatar kejadian teror kemarin, guru maupun orang tua diharapkan mampu menyediakan waktu untuk membicarakan terkait terorisme. Pembahasan yang diberikan pada anak-anak juga harus meliputi fakta-fakta yang sudah terverifikasi.

Ilustrasi guru pengajar dan murid

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

Panduan singkat itu terdiri dari dua bentuk. Pertama panduan untuk guru dalam berbicara dengan siswa tentang kejahatan terorisme. Kedua, panduan bagi orangtua untuk bicara terorisme dengan anaknya.

Dalam panduan itu, para guru diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Sediakan waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme. Siswa sering menjadikan guru tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi.
2. Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terkonfirmasi. Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu dan spekulasi.
3. Beri kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi/kejahatan yang terjadi.
4. Nyatakan dengan jelas rasa duka kita terhadap para korban dan keluarganya.
5. Arahkan rasa kemarahan pada sasaran yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan, bukan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
6. Kembali pada rutinitas normal. Terorisme akan sukses apabila mereka berhasil memengaruhi kehidupan sehari-hari dan kehidupan kebangsaan kita.
7. Ajak siswa berpikir positif. Ingatkan bahwa negara kita telah melewati banyak tragedi dan masalah dengan tegar, gotong-royong, semangat persatuan dan saling menjaga.
8. Ajak siswa berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikan lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya