Apakah Semua Anak Bertubuh Pendek Berarti Mengalami Stunting?

Ukur tinggi badan anak
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Masalah stunting masih menjadi tantangan bagi anak-anak di dunia. Sekitar 162 juta anak berusia di bawah 5 tahun di seluruh dunia mengalami stunting, dan 8,9 jutanya merupakan anak Indonesia.

Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen

Salah satu ciri anak yang mengalami stunting bisa dilihat dengan pertumbuhan tinggi yang tidak sesuai dengan usianya. Tapi apakah semua anak yang berperawakan pendek berarti mengalami stunting?

Mengenai hal ini Dokter Anak Sub Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak, Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, SpA(K), mengatakan bahwa tidak semua anak yang berperawakan pendek mengalami stunting.

1000 Hari Kehidupan Penting untuk Cegah Stunting, Dimulai dari dan Sampai Kapan?

"Stunting itu perawakan pendek yang disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak maksimal, misalnya karena ketidaktahuan orang tua yang benar tentang ASI, dan juga karena faktor kemiskinan dan sosial ekonomi," kata Damayanti saat hadir di acara talkshow 'Dalam Krisis Global Malnutrisi Pada Anak: Dahulu dan Masalah Sekarang yang Harus Diatasi', Kamis, 13 September 2018.

Ia menambahkan, stunting juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan suboptimal seperti misalnya diare akibat sanitasi yang buruk dan juga ISPA akibat tidak diimunisasi. Seorang dikatakan stunting apabila tinggi badan, berat badan, dan juga lingkar kepala tidak sesuai dengan tabel pertumbuhan anak.

Hati-hati, Diare Terus-menerus pada Balita Bisa Sebabkan Stunting

"Kalau anak sudah ketahuan pendek dan setiap bulan sering ukur badan tapi tidak naik-naik angkanya, harus curiga stunting. Jangan malah orang tua diam saja membiarkan anaknya tumbuh kembangnya terganggu," ungkap Damayanti.

Sedangkan perawakan pendek lainnya juga bisa disebabkan karena kondisi genetik atau gangguan hormon seperti dwarfisme. Stunting sendiri perlu segera ditangani sejak usia dua tahun. Ini karena jika terlambat, ketertinggalan pertumbuhan itu tidak bisa terkejar.

"Melakukan pemantauan rutin pertumbuhan anak di Posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk memantau status gizi dan mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan," kata dia.

Di samping itu, Damayanti menambahkan mengonsumsi makan sehat dan seimbang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yang optimal, untuk mencegah malnutrisi seperti stunting. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya