Paparan Gadget Picu Anak Tak Sabaran hingga Individualis

Anak bermain HP atau gadget.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Penggunaan gadget yang masif oleh generasi milenial dilanjutkan generasi alfa, akhirnya membawa pengaruh pada pola pengasuhan dan karakteristik anak. Paparan gadget berlebihan pada anak bisa memicu dampak tidak baik dalam tumbuh kembang anak.

Dari sisi positif, mereka memang lebih kreatif dan mandiri. Sayangnya, paparan gadget juga cenderung membuat anak tidak sabaran dan tidak mengenal proses.

"Ada istilah yang namanya instant gratification. Jadi, anak-anak ingin segera dipuaskan. Kepingin apa, harus dapat sekarang. Alhasil, mereka jadi gampang bosan, ngambek, dan cranky,” ujar Psikolog Ajeng Raviando dikutip dari siaran pers Gue Sehat, Kamis, 25 Juli 2019.

Ini pun ditunjukkan dalam survei Gue Sehat. Sekitar 30,3 persen partisipan mengaku bahwa karakter yang paling dominan dirasakan dari anak-anak mereka adalah tidak sabaran. Sedangkan 5,2 persen ibu mengakui anak mereka cenderung individualis.

Selain tidak sabaran, kurangnya memahami proses juga membuat anak-anak generasi alfa memiliki empati yang lebih rendah, keterampilan sosial tidak terasah, dan kurang tangguh.

"Kalau orang yang memahami proses kan pernah salah, gagal, dan tahu kalau rasanya tidak enak. Dari kegagalan-kegagalan tadi justru membentuk seseorang menjadi lebih banyak akal, tidak mudah menyerah, dan tidak mudah putus asa," ujar Ajeng.

Meski terkesan sederhana, ternyata mengajarkan anak mengenai proses perlu dilakukan sejak dini demi masa depannya. Sebab, anak yang tidak terbiasa menjalani proses dan menghadapi kesulitan secara mandiri, selalu dilayani, dan sebagainya, cenderung mudah frustrasi saat menghadap rintangan atau kegagalan.

Orangtua juga harus tega membatasi penggunaan perangkat elektronik, salah satunya gawai pada anak. Dianjurkan batasan penggunaan gadget untuk anak di bawah 18 bulan adalah hanya boleh melakukan video call. Sedangkan usia 18-24 bulan tidak boleh lebih dari 30-45 menit dan harus didampingi orangtua.

5 Tips Pilih Camilan Sehat Buat Anak, Jangan Cuma Lezat Bun!

Untuk usia 2-5 tahun, anak boleh menonton selama 1 jam tetapi tidak boleh bermain game. Sementara untuk usia 6 tahun ke atas (usia Sekolah Dasar) hanya 1-2 jam sehari. Itu pun hanya menonton tetapi tidak boleh memasukkan aplikasi game apa pun di handphone. Kalau ingin bermain game, hanya boleh di akhir pekan.

Menurut Ajeng, selain karakter tidak sabaran, paparan gadget di bawah usia 5 tahun dapat menganggu perkembangan motorik kasar.

Bukan Hanya Menyenangkan, Ini 5 Manfaat untuk Anak Saat Main di Playground

"Kalau kita bicara anak zaman sekarang, banyak lho yang tidak bisa main sepeda. Belum tentu juga mereka bisa berenang. Padahal, hal-hal dasar itu dibutuhkan oleh anak untuk bisa mempertahankan diri dalam kondisi tertentu," tutur Ajeng. (ldp)

Ilustrasi anak pakai kacamata/main gadget.

Pentingnya Menetapkan Batasan Gadget pada Anak, Para Orang Tua Harus Tahu

Kecanduan gadget pada anak memang menjadi masalah yang meresahkan bagi orang tua. Hal ini dapat berakibat buruk pada tumbuh kembang dan emosional anak.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024