Hati-hati, Risiko Ini Mengintai Jika Ibu Hamil Kurang Minum

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Air memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh, tak terkecuali bagi ibu di masa kehamilan. Namun faktanya, 2 dari 5 ibu hamil di Indonesia tercatat belum tercukupi kebutuhan minum hariannya.

5 Makanan yang Wajib Dihindari oleh Wanita Hamil, dari Daging Mentah hingga Kafein

Data tersebut menunjukkan, pemenuhan kebutuhan hidrasi atau air minum bagi ibu di masa kehamilan masih seringkali terlupakan. Padahal menjaga asupan nutrisi selama kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas generasi mendatang dan mencegah berbagai risiko yang dapat terjadi terhadap kehamilannya.

Hal senada juga disampaikan oleh Guru Besar FEMA IPB University, Prof. Dr. Hardinsyah MS. Dia mengatakan, berbagai upaya harus dilakukan untuk meningkatkan status gizi dan derajat kesehatan ibu hamil. Bagaimana caranya?

Selamat! Mpok Alpa Umumkan Hamil di Usia 37 Tahun

"Yaitu dengan mencegah terjadinya masalah gizi yang dapat terjadi, seperti anemia, defisiensi gizi mikro, kurang energi kronik, ataupun kekurangan asupan hidrasi merupakan investasi yang penting," ujarnya saat webinar Pergizi Pangan Seri 57 dengan tema 'Pentingkah Pemenuhan Asupan Air Selama Kehamilan?' yang digelar Rabu, 11 Agustus 2021.

Pada kesempatan yang sama, Ahli Penyakit Ginjal dan Hipertensi Siloam Hospital Tangerang, Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar SpPD KGH menjelaskan, pada awal kehamilan terjadi penurunan osmolalitas plasma yang mengakibatkan penurunan rasa haus dan sekresi hormon antidiuretik.

Cerita Dokter Boyke Tangani Pasien 2 SMP yang Perawan Tapi Hamil, Kok Bisa?

Di sisi lain, studi mengenai keseimbangan cairan pada kehamilan, menunjukkan bahwa wanita yang sedang hamil membutuhkan cairan ekstra dikarenakan perubahan kondisi fisiologis dan pertumbuhan janin.

"Kebutuhan cairan akan sangat tergantung pada asupan energi, yaitu sebesar 1-1,5 mL cairan untuk setiap kilokalori asupan energi. Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan energi rata-rata 300 kkal/hari. Oleh karena itu, ibu hamil setidaknya memerlukan tambahan asupan air hingga 40 persen pada trimester kedua dan ketiga masa kehamilan," terang dia.

Prof. Parlindungan menambahkan, kurangnya konsumsi air selama masa kehamilan dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan, karena memengaruhi pencernaan, penyerapan, metabolisme, dan suhu tubuh.

"Beberapa penelitian mengungkapkan, perbaikan status hidrasi ibu hamil turut memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Status kecukupan hidrasi juga akan berpengaruh pada volume cairan amnion atau ketuban yang akan memengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya dan mencegah terjadinya oligohidramnion," kata dia.

Terkait hal ini, Ahli Obstetri dan Ginekologi FK UI dan RSCM Jakarta, Prof. Dr. dr. Budi Imam Santoso SpOG (K) menjelaskan, oligohidramnion merupakan kondisi berkurangnya cairan amnion atau ketuban.

"Pada kondisi oligohidramnion, secara kuantitatif, volume cairan amnion atau cairan ketuban yang dimiliki oleh ibu tersebut kurang dari 500 mL atau memiliki angka ICA (Indeks Cairan Amnion) kurang dari 5 cm. Secara umum, prevalensi oligohidramnion pada ibu hamil berada di angka 3-5 persen dan umumnya terjadi pada trimester ketiga," tuturnya.

Lebih lanjut Budi mengatakan, penelitian yang dilakukan di Low Middle Income Countries menyebutkan bahwa kejadian oligohidramnion ditemukan pada 1 dari 150 kehamilan ibu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai etiologi, salah satunya kondisi kurang air pada masa kehamilan.

Prof Budi juga menyimpulkan, berdasarkan beberapa publikasi ilmiah, pemberian air minum untuk ibu hamil dengan oligohidramnion tanpa kelainan maternal atau fetal pada trimester ketiga (28-37 minggu) dapat meningkatkan ICA atu jumlah cairan ketuban.

"Pemberian air minum secara oral memiliki efek yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian cairan secara intravena. Tambahan jumlah air minum per hari yang dibutuhkan ibu hamil dengan oligohidramnion untuk memberi efek peningkatan ICA berkisar antara 1500-2500 mL, tergantung kondisi masing-masing ibu hamil," pungkasnya.

"Sedangkan berdasarkan Permenkes RI nomor 28 tahun 2019, dianjurkan bagi seorang ibu hamil di Indonesia mengonsumsi 2450 sampai 2650 mL air atau setara sekitar 10-11 gelas sehari," sambung dia.

Sementara itu, Nutrition & Science Director Danone-AQUA, dr. Tria Rosemiarti juga turut menjelaskan, selain kuantitas air minum, penting juga memerhatikan kualitas air yang dikonsumsi selama masa kehamilan.

"Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 492/2010, air minum yang baik memiliki kriteria tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak mengandung zat-zat berbahaya. Hal yang perlu diingat juga kita harus memastikan sumber airnya berkualitas dan terlindungi," terang dr. Tria Rosemiarti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya