Jangan Diabaikan, Si Kecil Sulit Makan Picu Anemia

Ilustrasi menyusui/ASI.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Banyak orangtua yang cenderung tak terlalu memperhatikan jenis dan sumber makanan yang dikonsumsi si kecil. Padahal, hal-hal detail tersebut dapat memicu tanda anemia jika para moms cenderung mengabaikannya.

Parto Patrio Rela Nahan Sakit Demi Tepati Janji Liburan Keluarga ke Bali

Dituturkan Dokter Spesialis Anak, dr. Junita Elvira, SpA, bahwa anemia bisa dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya akibat kekurangan zat besi yang disebut sebagai anemia defisiensi zat besi, di mana bisa terjadi pada anak-anak.

"Ternyata kejadian anemia defisiensi zat besi cukup tinggi di indonesia sehingga pengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk stunting," ujarnya dalam acara virtual di instagram live bersama Mother and Beyound, Jumat 10 Desember 2021.

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

Menurut dokter Junita, penting untuk tiap orang tua dalam memperhatikan jumlah zat besi yang dikonsumsi anak sejak dini. Sayangnya, banyak orangtua yang kerap memberikan anaknya sumber makanan yang kurang memenuhi zat besinya atau si kecil yang sulit makan yang menjadi pemicu anemia.

"Dampak tumbuh kembang anak kalau ada anemia kalau dari pertumbuhan, bahwa anak-anak yang kekurangan gizi termasuk zat-zat gizi kecil namanya anemia defisiensi besi. Sebelum anemia biasanya ada gejala-gejala yang mulai jadi perhatian lhusus. Misal, anak kesulitan makan atau makan nggak bertambah banyak. Itu juga pengaruhi pertumbuhan anak tersebut. Selain anemianya, kalorinya juga berkurang," tutur dokter yang praktik di RS Pantai Indah Kapuk itu.

Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024

Dokter Junita mengimbau agar anak diberikan sumber zat besi sejak dini yakni di masa pengenalan makanan pendamping ASI. Anak seharusnya dikenalkan makanan yang bervariasi dan itu dimulai sejak usia 4 bulan.

"Makanan pendamping (ASI) mulai dari 4 bulan, karena udah nggak cukup kandungan ASI-nya, sampai dua tahun. Dari dua tahun harus tetap diperhatikan dan kemudian harus dpt suplemen lagi," katanya.

Dengan begitu, meski sumber zat besi terlihat kecil dan sepele, namun khasiatnya lebih baik bagi masa pertumbuhan anak. Termasuk dengan perkembangan otak bayi yang bisa lebih maksimal dengan asupan zat besi tepat.

"Dari anak yang kecil makin lama makin kompleks kemampuannya. Yang jadi perhatian itu perkembangan bukan hanya gerak tapi juga komunikasi. Itu butuh kematangan sel-sel otak salah satunya butuh zat besi," kata dr Junita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya