Hati-hati, Suka Membentak Anak Berisiko Ganggu Perilaku Pertumbuhannya

Seorang ibu sedang memarahi anaknya.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Membentak anak seringkali dilakukan oleh sebagian orang tua dalam mendisiplinkan anak mereka. Padahal, hal tersebut dapat memengaruhi proses tumbuh kembang mereka. 

Dianggap Sepele, Permainan Ini Ampuh Asah Kemampuan Anak Balita

"Membentak ini berdampak pada anak sendiri. Misalnya kalau kita bilang jangan pakai baju merah, yang di otak kita adalah baju merah,” kata spesialis tumbuh kembang anak, Dr. dr. Bernie Endyarni, Sp.A (K), MPH dalam virtual conference Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi, Selasa 28 Juni 2022.

“Kalau kita bilang goblok di otaknya 'saya bodoh', akibatnya anak jadi kurang percaya diri, dibilang bodoh, dia akan merasa seperti itu. Ini mesti hati-hati," lanjutnya.

Fakta di Balik MPASI Fortifikasi, Benarkan Berbahaya untuk Bayi?

Lebih lanjut, penting bagi orang tua untuk bersikap dan bertindak ketika berhadapan dengan anak. Mengingat peran orang tua sebagai role model utama anak.

Jika salah-salah, perilaku yang dilakukan oleh orang tua kepada anak itu, akan ditirunya.

Polusi Udara Merebak, Derita Stunting Intai Anak

Ilustrasi anak dimarahi guru.

Photo :
  • U-Report

"Orang tua harus jadi role model, kalau kita bentak, pukul, ini bisa ditiru anak kita. Jangan sampai kita berlaku itu. sama saja melakukan emotional abuse,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), dr. Irma Ardiana, MAPS menjelaskan bahwa memang terkadang orang tua yang sedang mengalami burn out tanpa sengaja melontarkan kekesalan pada anak.

Untuk itu, kata dia penting untuk orang tua mengontrol diri, sebab dengan suka membentak anak bisa berdampak pada kondisi emosional anak.

"Anak feeling insecure, selalu cemas, mudah panik dan mereka mudah menjadi tidak aman bersama orang tua karena bersama mereka justru dapatkan punishment, bentakan ini biasnaya punishment. ini lebih pada mengontrol diri," kata Irma.

Irma menghimbau bagi orang tua jika dalam kondisi emosional untuk tidak bertemu dahulu dengan anak. Melainkan melepaskan dahulu semua kekesalannya sehingga anak tidak menjadi sasaran pelepasan emosi mereka.

"Dengan kondisi tertentu jangan ketemu dengan anak melepaskan dulu emosinya di tempat lain kalau sudah lega isa ketemu anak lagi. Dampak verbal itu kekerasan itu sangat terekam sekali pada anak. Jangan sampai anak tumbuh dalam kecemasan, panik, insecure," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya