Keluarga Tempat Utama Pencegahan Kekerasan Seksual

Ilustrasi kekerasan pada anak.
Sumber :

VIVA.co.id – Meski angka kekerasan terhadap perempuan yang dicatat oleh Komnas Perempuan sepanjang 2016 menurun dari tahun sebelumnya, Wakil Ketua Komnas Perempuan, Yuniyanti Chuzaifah, mengimbau untuk mengkritisi angka tersebut.

Kekerasan Pada Perempuan Masih Tinggi, Berbagai Pihak Lakukan Ini

Menurutnya, menurunnya angka kekerasan perempuan tidak dapat dijadikan jaminan bahwa realitas yang terjadi di lapangan ikut menurun.

"Bukan otomatis realitas kekerasan menurun. Peran Komnas Perempuan adalah jadi cermin untuk mencurigai di balik angka yang terlaporkan, data yang masuk ini yang masuk ke Komnas Perempuan dan yang diangkat oleh media," ungkap Yuni saat ditemui VIVA.co.id di Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat.

Keji, Pelajar SMP Diperkosa 4 Pria Usai Dicekoki Minuman Keras

Untuk terus menekan angka kekerasan terhadap perempuan yang mencapai 259.159 kasus, Yuni juga menjelaskan tentang pencegahan, yang bisa dilakukan oleh setiap elemen di masyarakat.

"(Misal) pencegahan di lembaga pendidikan harus dipahamkan soal hak reproduksi, bagaimana remaja harus mengerti akan efek realitas seksual adalah hamil," kata dia.

Kenalan di Medsos, Keperawanan Remaja 16 Tahun Direnggut di Hotel

Masyarakat Indonesia, menurut dia, masih malu dan tabu membicarakan serta mengedukasi anak tentang pentingnya untuk menjaga dan melindungi alat reproduksi.

"Kita ini masih malu-malu, orangtua tidak mau menjelaskan dan tidak dijelaskan psikologis serta sosiologisnya," dia menambahkan.

Dia melanjutkan, yang kerap terjadi ialah keluarga diam ketika terjadi kasus kekerasan seksual yang menimpa salah satu anggota keluarga dan orang terdekat. Banyak keluarga, Yuni menambahkan, yang cenderung diam dengan alasan menjaga kehormatan keluarga.

"Jadi harus ada pemahaman di keluarga, karena keluarga cenderung diam dan atas nama martabat keluarga cenderung ditutupi. Padahal pelakunya lebih banyak orang dekat," kata dia.

Di samping itu, komunitas di masyarakat, kata dia, arus cukup serius dan aktif untuk melakukan pencegahan.

"Jadi, di mana ada solidaritas, ada pencegahan untuk penanganannya. Ada dari lembaga agama, tokoh agama dan masyarakat juga harus mengampanyekan. Dan dari lembaga negara juga jangan menyalahkan korban," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya