Berburu Kerajinan Khas Sumatera Utara di Inacraft 2018

Batik di Inacraft
Sumber :
  • VIVAnews/Tasya Paramitha

VIVA – Pameran produk kerajinan Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2018 kembali digelar untuk ke-20 kalinya. Acara ini digelar 25-29 April 2018 di Jakarta Convention Center.

Pembatik Cilik Difabel dari Bekasi Curi Perhatian Presiden di Inacraft

Seperti pada penyelenggaraan sebelumnya, Inacraft menampilkan kerajinan dari daerah tertentu di Indonesia sebagai ikon utama pameran. Untuk tahun ini, Inacraft akan menampilkan produk kerajinan, seni dan atraksi budaya Sumatera Utara sebagai ikon.

Vice Chairman Corporation and Promotion, Association of Expert and Producers of Indonesia Handicraft (Asephi), Gusmardi Bustami, mengatakan, pemilihan Sumatera Utara sebagai ikon tidak lain karena ingin mengenalkan Sumatera Utara yang selama ini lebih terkenal karena destinasi wisatanya.

Inspirasi Busana Ramadan Ada di INACRAFT 2019

"Sumatera Utara itu mempunyai kesenian dan kebudayaan yang banyak, yang selama ini tidak dikenal, maka dari itu kami akan kenalkan Sumatera Utara bukan hanya sekadar sebagai destinasi wisata, craft-nya banyak, bukan hanya ulos saja, ada tekstil kayu juga," tutur Gusmardi saat ditemui di Jakarta Convention Center Jakarta.

Press Confrence Inacraft 2018

Jokowi Ingin Ada Pameran INACRAFT Online

Di sisi lain, perwakilan dari Dinas Perindustrian Sumatera Utara, Ida, menyebut selama kegiatan berlangsung, para pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai jenis kesenian Sumatera Utara yang setiap harinya akan berganti.

"Ada tari Tor-tor, dan yang lainnya. Setiap hari tarian yang disuguhkan akan berbeda. Selama pameran pun akan ada backsound khas Sumatera Utara. Jadi bagi orang Sumatera Utara yang sudah lama di Jakarta, datang akan serasa ada di rumah kembali. Begitu juga pengunjung lainnya," tutur dia.

Tidak hanya itu, pengunjung akan disuguhkan dengan atraksi kebudayaan yang cukup populer di kalangan wisatawan yakni atraksi lompat batu khas Nias, Sumatera Utara.

Atraksi itu muncul dari kebiasaan berperang antardesa, masing-masing desa membentengi wilayahnya dengan batu atau bambu setinggi dua meter.

Karena itu, tradisi lompat batu lahir dan dilakukan sebagai sebuah persiapan sebelum berperang. Nantinya, para pemuda mengenakan pakaian adat dengan gagah melompati batu setinggi dua meter.

Di sisi lain, tahun ini, dalam acara itu pula akan diadakan pemberian penghargaan atau award kepada para artisan (pengrajin) yang memiliki inovasi dalam menggali barang fungsional dan yang dapat menciptakan lapangan pekerja.  

Pada pelaksanaan ini pula, Asephi selaku penyelenggara menerbitkan buku sejarah 20 tahun perjalanan Inacraft. Selain itu, ada special booth dari Extended Program Anggota Asephi yang mengikuti Short Course Australia Award: International Business Readiness for Jewellery Design atas dukungan DFAT Australia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya