Fakta Menyeramkan di Balik Kanamara Matsuri, Festival Penis di Jepang

Kanamara Matsuri, Festival Penis di Jepang
Sumber :
  • euronews

KAWASAKI – Festival Kanamara Matsuri di Jepang berhasil menjadi sorotan pengguna media sosial. Festival Kanamara Matsuri adalah festival yang dirayakan di setiap musim semi, tepatnya pada hari minggu pertama di bulan April. 

Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil

Menariknya, festival Kanamara Matsuri ini adalah festival memiliki arti "Lingga Baja" yang dilakukan di Kuil Kanayama di Kawasaki, Jepang.

Makna perayaan festival ini sebagai doa untuk kesuburan hingga kelancaran hubungan pernikahan. Itulah kenapa festival ini identik dengan simbol "penis". Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Tak mengherankan jika setiap musim semi ribuan turis akan berduyun-duyun ke Kawasaki Jepang untuk merayakan hari ini.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Nantinya orang-orang yang hadir di festival Kanamara Matsuri ini akan didoakan untuk kemudahan persalinan, keharmonisan pernikahan, hingga perlindungan dari infeksi menular seksual. 

Mereka akan mengikuti Kanamara Matsuri  ini akan menjalani ritual parade Mikoshi yang menampilkan tiga kuil besar (namun dapat dipindahkan) yang dibawa melalui jalan-jalan dengan kendaraan hias. Yang satu lingga besi hitam, yang satu batang kayu, dan yang ketiga tusukan merah muda.

Festival Kanamara Matsuri ini begitu menarik perhatian. Tapi taukah kamu ada fakta menarik di balik festival Kanamara Matsuri ini. Apa saja? Berikut ini rangkumannya melansir laman Euronews.

Asal muasal Festival Kanamara Matsuri

Festival Kanamara Matsuri ini berasal dari legenda kuno Jepang yang menyebut seorang wanita muda  pernah menjadi korban kutukan iblis yang cemburu. Setan bergigi tajam, didorong oleh rasa iri, memilih bersembunyi di dalam vaginanya dan menggigit penis suaminya ketika dia mencoba berhubungan seks dengannya.

Rupanya, wanita yang putus asa itu meminta bantuan dari seorang pandai besi yang membuat lingga logam untuk mengecoh iblis tersebut. Saat iblis itu berusaha menggigit schlong baja, giginya hancur, memaksanya untuk meninggalkan tubuh wanita itu.

Wanita muda itu kemudian hidup bahagia selamanya dengan suaminya, yang entah bagaimana berhasil menumbuhkan penisnya kembali. Legenda ini diketahui menginspirasi sutradara kenamaan membuat film Teeth tahun 2007. 

Perayaan pertama di tahun 1969

Festival Kanamara Matsuri ini pertama kali digelar di tahun 1969, festival ini pertama kali digelar untuk memperingati legenda wanita muda tersebut. Mereka yang menghadiri festival ini mengunjungi Kuil Kanayami tempat lingga baja. Di sana pasangan yang datang kemudian berdoa untuk meminta kesuburan dan keberuntungan dalam pernikahan mereka. 

Tak hanya pasangan suami istri saja. Pekerja seks juga sering mengunjungi tempat tersebut untuk berdoa memohon perlindungan dan menghindari penyakit menular seksual.

Perayaan Festival Kanamara Matsuri  di 2012

Festival Kanamara Matsuri ini semakin populer pada tahun 2012, ketika bintang TV Matsuko Deluxe (advokat seks dan penyeru hak LGBTQ) datang ke festival itu.

Saat ini, ada sekitar 50.000 peserta setiap tahun, dengan acara tersebut menjadi saluran penting bagi kelompok LGBTQ di Jepang.

Acara Kanamara Matsuri semakin meriah setelah adanya perlengkapan penis, permen berbentuk penis ramai diunggah di media sosial sehingga ramai dibeli pengunjung.

Festival tahun ini  menandai satu perubahan.

Selama beberapa tahun, seorang pria dengan kostum penis yang sangat detail mulai berkeliling. Kendala utamanya adalah karakter tersebut memiliki kemiripan yang mencolok dengan Gachapin, karakter lucu dari program TV anak-anak di Fuji TV.

Kostumnya disebut Gachachin, permainan kata mengingat kata "dagu" adalah kata slang untuk penis dan orang-orang telah diperingatkan bahwa karakter tersebut sama sekali tidak terkait dengan kuil. Dia juga bukan maskot resmi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya