Sumber :
VIVAlife -
Tren berwisata ke luar negeri masyarakat Indonesia semakin meningkat. Bukan hanya paspor, visa, dan uang saku saja yang harus dipersiapkan. Ada hal yang tak kalah penting berupa perlindungan diri dari penyakit menular berupa infeksi radang selaput otak atau meningitis.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia, pada 2012 jumlah masyarakat Indonesia yang berwisata ke luar negeri mencapai lebih dari delapan juta jiwa. Penyakit ini sebagian besar menimpa orang yang sehat dan tanpa ada faktor risiko yang teridentifikasi.
Baca Juga :
Ukir Sejarah, Ini Jadwal Siaran Langung Tim Indonesia di Semifinal Piala Thomas dan Uber 2024
Menurutnya hingga saat ini vaksin yang tersedia hanya untuk tipe A, C, G, dan W135, sementara vaksin tipe B sedang dalam proses pembuatan. Itu karena keempat tipe meningitis tersebut tergolong berbahaya dan ganas. Sedangkan tipe B tidak berbahaya seperti tipe-tipe lainnya, namun banyak yang terjangkit.
"Waktu pemberian vaksin paling lambat 10-14 hari sebelum tiba di daerah endemis. Kemudian antibodi akan terbentuk kurang lebih dua minggu setelah penyuntikkan dengan kekebalan bertahan hingga dua tahun," ujar Iris.
Berdasarkan data WHO tahun 2010, sebayak 400 juta orang terinfeksi bakteri meningitis dengan tingkat kematian berkisar 25 persen. Angka kejadian tersebut banyak terjadi di kawasan dengan tingkat kebersihan yang belum memadai dan padat penduduk. (adi)
Halaman Selanjutnya
"Waktu pemberian vaksin paling lambat 10-14 hari sebelum tiba di daerah endemis. Kemudian antibodi akan terbentuk kurang lebih dua minggu setelah penyuntikkan dengan kekebalan bertahan hingga dua tahun," ujar Iris.