Menara Magis dengan Sejarah Sadis

Kalyan Minaret di Uzbekistan
Sumber :
  • www.altasobscura.com
VIVAlife -
Presiden FIFA Bangga dengan Pencapaian Timnas Indonesia: Bergerak ke Arah yang Benar
Uzbekistan tak hanya tersohor dengan wanita berwajah rupawan. Di balik keindahan itu, negeri ini menyembunyikan banyak kesedihan, salah satunya diabadikan menara Kalyan Minaret. Terletak di kota Bukhara, Kalyan Minaret berupa menara berasitektur indah setinggi 48 meter dengan ukiran-ukiran seni di tubuhnya.

Komentar Erick Thohir Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Tembus Olimpiade 2024

Namun keindahan bangunan berusia hampir 900 tahun tersebut, tercoreng kisah berdarah. Kilas baliknya begitu mengerikan memakan banyak korban, sehingga dikenal sebagai 'Menara Kematian'.
Chand Kelvin Angkat Bicara Soal Acara Lamarannya, Dipenuhi Perasaan Haru Bahagia


Diceritakan altaobscura.com, bangunan tersebut didirikan tahun 1127, ditopang kuat dengan bata-bata panggang berwarna cokelat muda. Galeri seni memenuhi eksterior, kaca-kaca pun diukir sangat artistik. Pada abad ke-16, Kalyan Minaret berubah menjadi tempat ibadah kaum muslim, bangunannya dilengkapi masjid dan madrasah, namun menara tingginya tetap primadona. Dari ketinggian Kalyan Minaret, muadzin melantunkan adzan, menyerukan umat muslim untuk melaksanakan salat lima waktu.


Seiring perkembangan zaman, Kalyan Minaret terus berubah fungsi. Tidak lagi digunakan sebagai tempat ibadah. Kalyan Minaret pernah digunakan sebagai observatorium, bahkan selama masa perang, dijadikan lokasi untuk mengintai musuh.


Fungsi lain yang lebih menyedihkan, Kalyan Minaret dijadikan sebagai ruang eksekusi publik. Masyarakat dihukum mati dengan cara tidak manusiawi. Mereka dilempar dari puncak tertinggi, menuju keramik keras yang melapisi tanah. Kekejian itu dilakukan bangsa Barbar selama Revolusi Rusia. Eksekusi terakhir berlangsung pada 1920.


Kini, sejarahnya yang pedih, menjadi daya tarik sendiri. Para wisatawan berbondong-bonding mengunjungi Kalyan Minaret, bukan hanya untuk mengagumi keindahan arsitekturnya, tetapi juga berziarah ke bangunan indah dengan masa lalu kelam tersebut. Sekarang, wisatawan bebas berkunjung, tanpa harus takut diterjunkan ke bawah. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya