Cap Go Meh di Semarang akan Digelar di Kompleks Masjid

Ilustrasi festival Cap Go Meh
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Ade Alfath

VIVA.co.id – Masyarakat etnis Tionghoa di Kota Semarang, Jawa Tengah memiliki cara yang cukup unik merayakan Cap Go Meh, sebagai perayaan besar di hari terakhir Imlek. Keunikan perayaan ini digelar dengan prosesi besar makan lontong bersama yang akan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI).

Festival Cap Go Meh di Jakarta Meriah Banget, Ada Apa Aja?

Berbeda dari kota-kota lain di Indonesia, sajian makan lontong Cap Go Meh ini dihelat di sebuah masjid, yakni kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Acara bertajuk 'Pelangi Merajut Nusantara' ini diinisiasi oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSTMI) Jawa Tengah yang akan digelar pada Minggu, 19 Februari 2017.

Ketua PSTMI Jawa Tengah, Dewi Susilo Budiharjo, menyatakan, sengaja menggelar acara Cap Go Meh ini di masjid terbesar Jawa Tengah, lantaran ingin membuktikan bahwa Kota Semarang merupakan kota paling toleran dengan keberagaman suku, budaya dan agamanya.

Festival Imlek dan Cap Go Meh di Tabanan Bali Berlangsung Meriah

"Kami ingin menunjukkan kekayaan dan keberagaman Indonesia dalam momentum Cap Go Meh ini. Untuk pertama kali kita gelar di masjid terbesar Semarang, " kata Dewi di Semarang.

Acara Cap Go Meh sendiri juga diisi parade budaya lintas etnis dan agama di Kota Semarang. Sejumlah tokoh penting, seperti KH Mustofa Bisri dan Habib Lutfi Yahya, serta sejumlah pemuka agama Buddha, Kristen, Katolik akan hadir.

Bogor Street Festival Cap Go Meh 2023 Berlangsung Meriah

Dewi meyakini acara tersebut akan mampu menjadi potensi pariwisata Semarang. Dinas Pariwisata Kota Semarang bahkan berencana menggelar event serupa  rutin setiap tahun di masjid-masjid.

Pihaknya menargetkan, setidaknya 11.000 orang dapat menikmati lontong Cap Go Meh dalam acara Pelangi Merajut Nusantara. Target jumlah peserta tersebut untuk mengukir rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Saat ini rekor MURI makan lontong Cap Go Meh terbanyak dipegang Kabupaten Berau di Kalimantan Timur dengan jumlah peserta 10.000 orang.

"Kami optimistis acara tersebut akan berhasil karena baru pertama kali diselenggarakan di Jawa Tengah. Selain gratis juga diramaikan peserta lintas agama dan lintas budaya," katanya.

Parade lintas etnis

Acara Cap Go Meh sendiri juga diisi parade budaya lintas etnis dan agama di Kota Semarang. Sejumlah tokoh penting, seperti KH Mustofa Bisri dan Habib Lutfi Yahya, serta sejumlah pemuka agama Budha, Kristen, Katolik akan hadir.

Dewi meyakini acara tersebut akan mampu menjadi potensi pariwisata Semarang. Dinas Pariwisata Kota Semarang bahkan berencana menggelar event serupa rutin setiap tahun di masjid-masjid.

Pihaknya menargetkan, setidaknya 11.000 orang dapat menikmati lontong Cap Go Meh dalam acara Pelangi Merajut Nusantara. Target jumlah peserta tersebut untuk mengukir rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Saat ini rekor Muri makan lontong Cap Go Meh terbanyak dipegang Kabupaten Berau di Kalimantan Timur dengan jumlah peserta 10.000 orang.

"Kami optimistis acara tersebut akan berhasil karena baru pertama kali diselenggarakan di Jawa Tengah. Selain gratis juga diramaikan peserta lintas agama dan lintas budaya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya