Wawancara Siami

"Tak Ada Resep Khusus Membesarkan Alif"

Siami
Sumber :
  • VIVAnews / Tudji Martudji

VIVAnews - Nama itu begitu singkat, sesederhana keyakinannya. Siami. Bagi ibu rumah tangga 38 tahun ini, kejujuran di atas segala-galanya. Seperti apa yang diajarkan oleh ibunya, Sitri, 56, sejak ia kecil. Yang Siami tahu, seseorang tak boleh mengambil hak orang lain, bermalas-malasan, apalagi mengabaikan kejujuran.

Bikin Istri dan Pacar Senang, Ini Pilihan Mobil Baru Buat Gaji UMR

Episode hidup Siami menandai sebuah tragedi di tengah masyarakat yang kini semakin sakit. Ketika kecurangan dibela habis-habisan. Di saat nilai-nilai kejujuran disikapi seperti sebuah tindak kejahatan yang tak terampuni.

Ketika anaknya Alifa Achmad Maulana, yang duduk di kelas VI membocorkan praktik yang sangat jamak di sebagian sekolahan: menyontek berjamaah di kala ujian. Alif yang memang selalu berprestasi, dipaksa membagi jawaban ujian kepada teman-teman lainnya.

Film Keajaiban Air Mata Wanita Sajikan Keajaban dan Kehangatan

Siami tak tinggal diam. Ia ingin membongkar ketidak beresan itu, melaporkannya melalui stasiun radio. Walikota Surabaya Tri Rismaharini mendengar laporan itu, dan bertindak. Kepala sekolah dan dua pengajar dihajar sanksi.

Namun, langkah Siami justru dinilai nista. Masyarakat marah, Siami dianggap pengkhianat yang mencemarkan nama sekolah dan kampung. Berkali-kali seratusan warga berunjuk rasa di depan rumahnya. Bak seorang koruptor kelas kakap, Siami dicerca, dihina, dimaki-maki.

Jaga Kaki Tetap Sehat, Ini 5 Tips Pilih Sandal yang Nyaman

Warga menuntut hal yang absurd dari Siami. Dari sekadar pernyataan maaf, hingga memintanya hengkang dari rumahnya di Jalan Gadel Sari Barat II, Surabaya.

Sambil berurai air mata, wanita yang sehari-hari menjadi penjahit gordin itu telah meminta maaf. Tapi amarah warga begitu menggelegak. Jilbab Siami nyaris lepas ditarik-tarik. Hingga seantero kampung seperti meneriakan kata yang sama kepadanya. "Usir, usir, usir!," Tak ada kata lain, Siami dan keluarga harus pergi.

Belakangan, keteguhan Siami mendapatkan penghargaan semestinya. Seluruh dunia kini seolah mulai kembali bersahabat dengannya. Ia diberi gelar 'Ibu kejujuran'. Langkahnya dibela berbagai pembesar negeri ini, dari mulai Ketua Mahkamah Konstitusi, Wakil Ketua MPR, Ketua KPK, Wakil Presiden. Bahkan Presiden SBY pun berencana mengundang Siami untuk bertemu.

Istri dari Widodo itu pun begitu bersyukur ketika Jumat 17 Juni 2011 lalu ia mendengar kabar baik, bahwa anaknya memperoleh nilai terbaik di sekolahnya, SDN Gadel II/ 577 Tandes Surabaya. Dari seluruh murid sekolah itu, Alif meraih nilai rata-rata tertinggi, yakni 9,1.

Jumat itu, VIVAnews  sengaja menjumpai Siami di kediaman orang tuanya di daerah Benjeng, Gresik Jawa Timur. Berikut petikan wawancaranya.

Nilai Ujian Nasional Alif, tertinggi diantara nilai teman-temannya di sekolah

Alhamdulillah. Saya bersyukur

Lalu bagaimana perasaan ibu?

Ya senang. Tapi kalau saya sudah yakin, pasti nilai anak saya bagus. Karena Alif itu pandai dan tekun belajarnya

Apa resep yang Ibu terapkan dalam mendidik Alif sehingga bisa berprestasi?

Ah, ndak ada resep khusus. Itu bapaknya yang banyak berperan. Bapaknya (Widodo) itu sregep nyinaoni (rajin mengajar). Bapaknya itu telaten. Setiap hari, setiap pulang kerja selalu meluangkan waktu membimbing anaknya untuk belajar.

Kapan biasanya Alif rutin belajar?

Waktunya, setelah Sholat Isya' sampai sekitar jam sembilan malam. Kalau saya, setiap hari sibuk dengan urusan rumah tangga. Memasak, mencuci, dan merawat mereka, serta menyiapkan keperluan keluarga

Selain belajar di rumah apakah Alif juga diikutkan les atau bimbingan belajar?

Ndak. Anak saya itu sejak kelas satu sampai kelas lima tidak pernah les. Setelah menginjak kelas enam, baru ikuti les di sekolahnya. Biasanya mulai jam dua belas sampai jam satu siang. Ya, Alhamdulillah anak saya itu juga tekun dan memang rajin

Setelah lulus . Rencananya Alif melanjutkan ke mana?

Anaknya sendiri sering bilang ke saya, ia ingin melanjutkan ke SMP Negeri 3 di Jalan Praban, Surabaya

Apa alasannya?

Kalau yang sering dikatakan ke saya, katanya enak. Sekolahnya maju. Sebagai orang tua, saya sih menuruti saja kemauan Alif

 

Laporan : Tudji Martudji | Surabaya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya