Para Penyelamat di Pusaran Tragedi

- ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Meski saat itu masih dalam momen libur Lebaran, Budiawan dan krunya yang lain harus segera angkat kaki meninggalkan keluarga. Korban-korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba butuh bantuan mereka.
Pria tersebut sehari-sehari bertugas sebagai Kepala Kantor SAR Medan. “Saya bergerak dan langsung ke TKP untuk mencari informasi di mana titik sebenarnya KM Sinar Bangun tenggelam," ujarnya di Medan, Sumatera Utara, Rabu 11 Juli 2018.
Tim SAR dalam proses penyelamatan dan evakuasi korban KM Sinar Bangun
Sembari intensif berkomunikasi dengan Basarnas pusat, Budiawan kemudian diberi mandat Kepala Pos Terpadu Kecelakaan KM Sinar Bangun di pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tim gabungan yang dipimpinnya terdiri dari 1800 orang yang juga diisi tim penyelamat dari TNI dan Polri serta para sukarelawan yang memiliki pengalaman penyelamatan kecelakaan dan bencana.
Dia mengatakan, betapa tim SAR dalam misi ini harus solid dan bahu-membahu dalam melaksanakan tugas. Hal tersebut memang menjadi kekuatan sebuah tim yang sedang melakukan pekerjaan berat semacam ini yang sudah digeluti dirinya selama 29 tahun.
"Semua laporan masuk sama saya dan tidak ego sektoral. Di bawah komando Basarnas, operasi ini bisa berjalan dengan baik. Kemudian bisa bersatu padu operasi pencarian dan pertolongan, tumbuh juga rasa kekeluarga antarpersonel. Saya sangat merasakan itu. Saya melihat operasi dengan tim yang baik di-back up dari Jakarta dan dari mana saja. Informasi kita sampaikan termasuk kepada media kita kordinir," kata Budiawan soal kondisi tim SAR saat misi KM Sinar Bangun.
Pasrah kepada Tuhan