SOROT 528

Benang Kusut Distribusi Guru

dedikasi guru untuk sekolah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jojon

VIVA – "Saya merasa senang menjadi guru. Tiap hari dipertemukan anak-anak dengan berbagai macam tingkah laku," kata Andi Rosna.

Mengembangkan Potensi Guru Melalui Platform Merdeka Mengajar

Rosna adalah guru honorer di SMP Negeri 3 Bontosikuyu, Kampung Pariangan, Desa Harapan, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. 12 tahun sudah ia menjalani hari-harinya mengajar di sekolah tersebut.

"Selain mengajar, kita juga bisa belajar bagaimana mendidik mereka," cerita Rosna kepada VIVA, Kamis, 22 November 2018.

Pendidikan Inklusif: Menakar Pembaharuan Sistem Pendidikan di Indonesia

Rosna memulai karier mengajar pada 2006. Ia lulus Sarjana Pendidikan dari Universitas Veteran RI (UVRI) Makassar, yang sekarang berubah nama menjadi Universitas Karya Dharma Makassar (UKDM). 

Bagi perempuan 38 tahun itu, ikut andil dalam upaya mencerdaskan anak bangsa merupakan wujud rasa syukur. Sekaligus memaknai hidup agar bisa bermanfaat bagi sesama.

Miris! Gaji Guru Honorer Rp 150 Sebulan, Warganet: Gimana Bisa Hidup

Kala itu, jasa Rosna hanya dibayar sebesar puluhan ribu per jam. "Saya mulai honor 2006, pada saat itu saya dikasih gaji Rp75 ribu dan diterima per tiga bulan. Kadang juga tidak dikasih honor," ungkap dia.

Dalam sepekan, Rosna mendapatkan 11 jam mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Meski menerima upah yang jauh dari layak, Rosna tetap menjalankan tugasnya mengajar. 

Namun, ia tak menampik apabila ada peluang bagi guru honorer agar hidup lebih sejahtera. Hingga pada 2009, ada pergantian kepala sekolah, nasib guru honorer mulai diperhatikan.

Andi Rosna, guru honorer di Makassar

Andi Rosna sedang mengajar

"Kami kemudian mendapatkan honor Rp300 ribu per triwulan. Ditambah upah mengajar Rp25 ribu per jam. Jadi, ya, lumayan," tuturnya.

Upah per jam Rosna tersebut dapat dibilang lebih tinggi ketimbang yang lain. Sebab, ada guru yang menerima upah lebih rendah, yaitu Rp10 ribu per jam.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Irman Yasin Limpo, mengatakan, guru honorer di daerahnya digaji Rp10 ribu per jam. 

"Itu karena mereka mengajar mata pelajaran atau per bidang studi. Makin banyak jam mengajar, makin tinggi yang mereka terima," kata Irman. 

Irman juga mengakui, upah itu masih rendah. Sebab, guru juga mempunyai kebutuhan hidup di luar sekolah dan keperluan operasional lainnya.

Sumber : Pixabay.com

Meneropong Kebijakan Kurikulum Merdeka

Pendidikan yang dilakukan di desain betul agar menjadi ruang yang menjadikan para peserta didik memiliki kemampuan yang jauh lebih baikl

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024