Lewat Alam Mereka Belajar
Sabtu, 13 Desember 2014 - 10:01 WIB

Sumber :
- sekolahalambogor.com
VIVAnews - Enam saung menyembul di antara rimbunan pohon-pohon yang berdiri kokoh di sebuah bidang di pinggiran kota Depok. Saung dua lantai yang cukup luas itu beratap rumbia, tidak berdinding, dan tanpa sekat. Di halaman saung terlihat sarana dan prasarana bermain anak. Sekilas tempat ini seperti taman wisata.
Namun jika melihat berbagai macam hasil prakarya, lukisan dan tulisan yang bergantung di berbagai sudut saung, niscaya orang akan berpikir ulang. Ya, saung ini merupakan bagian dari Sekolah Alam Indonesia (SAI) di Jalan Meruyung, Pancoran Mas, Kota Depok. Sekolah alternatif ini memang tidak seperti sekolah-sekolah pada umumnya, yang berlomba-lomba mendirikan bangunan kokoh nan megah. Namun meski bangunannya hanya terbuat dari material kayu, sekolah ini tidak mengurangi kebersahajaannya.
Saung bagi SAI bukan tempat mengungkung anak didik, karenanya bangunan itu dibuat sangat terbuka. Saung di sini merupakan tempat berkumpul. Benar-benar hanya untuk berkumpul. Karena tempat belajar yang sebenarnya bagi sekolah ini adalah alam raya. Di sini belajar tidak melulu harus membuka buku pelajaran dan murid mendengarkan guru bicara di dalam kelas. Belajar di sekolah ini bisa di mana saja, di lapangan, di sawah, bahkan di atas pohon. Metode pun dikemas sedemikian rupa dalam bentuk permainan.
Saat VIVAnews menyambangi sekolah ini, Kamis siang 11 Desember 2014, terlihat aktivitas ratusan anak mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Pertama. Kepala SAI Meruyung, Ludfiono, menuturkan, sekolah memang menerapkan konsep bermain dalam ajar mengajar. Di sini, masing-masing kelas dihuni 22 murid. Mereka didampingi sepasang guru, laki-laki dan perempuan. Kedua guru ini merupakan pengganti sosok ayah dan ibu. Pendekatan ini dinilai efektif membentuk karakter anak.
"Contoh, ada murid-murid perempuan yang lebih nyaman jika mereka bercerita kepada sesama perempuan atau sosok ibu. Ini membuat mereka menjadi lebih terbuka," kata dia.
Baca Juga :
Namun jika melihat berbagai macam hasil prakarya, lukisan dan tulisan yang bergantung di berbagai sudut saung, niscaya orang akan berpikir ulang. Ya, saung ini merupakan bagian dari Sekolah Alam Indonesia (SAI) di Jalan Meruyung, Pancoran Mas, Kota Depok. Sekolah alternatif ini memang tidak seperti sekolah-sekolah pada umumnya, yang berlomba-lomba mendirikan bangunan kokoh nan megah. Namun meski bangunannya hanya terbuat dari material kayu, sekolah ini tidak mengurangi kebersahajaannya.
Saung bagi SAI bukan tempat mengungkung anak didik, karenanya bangunan itu dibuat sangat terbuka. Saung di sini merupakan tempat berkumpul. Benar-benar hanya untuk berkumpul. Karena tempat belajar yang sebenarnya bagi sekolah ini adalah alam raya. Di sini belajar tidak melulu harus membuka buku pelajaran dan murid mendengarkan guru bicara di dalam kelas. Belajar di sekolah ini bisa di mana saja, di lapangan, di sawah, bahkan di atas pohon. Metode pun dikemas sedemikian rupa dalam bentuk permainan.
Saat VIVAnews menyambangi sekolah ini, Kamis siang 11 Desember 2014, terlihat aktivitas ratusan anak mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Pertama. Kepala SAI Meruyung, Ludfiono, menuturkan, sekolah memang menerapkan konsep bermain dalam ajar mengajar. Di sini, masing-masing kelas dihuni 22 murid. Mereka didampingi sepasang guru, laki-laki dan perempuan. Kedua guru ini merupakan pengganti sosok ayah dan ibu. Pendekatan ini dinilai efektif membentuk karakter anak.
"Contoh, ada murid-murid perempuan yang lebih nyaman jika mereka bercerita kepada sesama perempuan atau sosok ibu. Ini membuat mereka menjadi lebih terbuka," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Selain metode mendekatan ala orangtua, di SAI, murid didik juga diperkenalkan langsung kepada alam sehingga tidak membuat mereka jenuh enam jam menimba ilmu di sekolah.