SOROT 348

Puasa Membawa Sehat

Santunan Anak Yatim di Bulan Ramadhan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Devi Ariani termasuk kaum urban modern pada umumnya di Ibu Kota. Bekerja keras, namun tetap memperhatikan pola hidup sehat dan penampilan yang menarik.

Bila sebagian kaum urban berupaya menjadi ramping dengan mengikuti beragam olah tubuh maupun diet ekstrem, tidak demikian halnya dengan Devi. Gadis 27 tahun itu menerapkan cara yang sederhana, namun dia lakukan secara rutin: puasa setiap Senin dan Kamis.

Devi mengaku sudah rutin berpuasa Senin dan Kamis sejak tiga tahun lalu. Kala itu, dia merasa bobot tubuhnya meningkat, sehingga bertekad untuk menguranginya 

“Sejak itu ada teman yang bilang, kenapa tidak kamu coba puasa Senin dan Kamis? Karena selain memang dianjurkan oleh agama saya, hal itu bisa membawa efek kesehatan, yang salah satunya bisa mengontrol berat badan,” ujar penggemar Adam Levine itu sambil tersenyum.

Bagi Devi, cara itu ibarat pepatah "sekali mendayung, dua pulau terlampaui." Sebagai Muslim, berpuasa tidak hanya salah satu perintah agama, namun juga bermanfaat bagi kesehatan.

Devi mengaku awalnya sulit dalam menjalani. Namun kalau tekad sudah bulat, maka hal itu menjadi mudah dijalankan.

"Asal konsisten menjalankan puasa, dibarengi asupan nutrisi baik dan tidak lupa melakukan olahraga, maka program mengontrol berat badan bukan sebuah kemustahilan," ujar Devi.

Dengan memilih gaya hidup sehat lewat berpuasa, Devi kini memetik buah manisnya, yakni mendapat bentuk tubuh ideal. Sintal, tidak terlalu kurus, tapi jauh dari kesan gemuk, sebuah proporsi tubuh yang sangat berpengaruh pada profesinya sebagai Public Relation Officer, yang notabene sering berhadapan dengan banyak orang setiap hari.

Bahkan, dia pun bangga ternyata polanya ini jadi panutan bagi kawan-kawannya.

“Sekarang banyak juga kok teman yang melakukan puasa Senin-Kamis. Mereka mulai ketularan saya," ujar Devi sambil tertawa.

"Jadi, kalau mau dikatakan gaya hidup, ya bisa juga sih. Intinya, sebagai humas, jelas berpuasa membantu penampilan kita yang berimbas pada pekerjaan juga,” lanjut dia.

Manfaat Kesehatan

Dalam hitungan hari, bulan Ramadhan tahun 2015 segera tiba. Umat muslim di seluruh dunia bersuka cita menyambut datangnya bulan suci. Ini artinya, ritual berpuasa selama sebulan penuh akan segera dijalani.

Ditinjau dari sisi kesehatan, berpuasa terbukti membawa manfaat kesehatan. Dr. Tri Ari Wibowo, dari laman Meetdoctor.com, menjelaskan, saat berpuasa, organ pencernaan manusia beristirahat dari aktivitas rutin.

Hal ini akan membawa dampak positif pada kesehatan tubuh. Berpuasa, ia definisikan sebagai periode, di mana seharusnya tubuh tidak sembarangan mengasup semua jenis makanan.

“Saat puasa sistem pencernaan kita jadi terjaga karena kita mengistirahatkan saluran pencernaan (usus), beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja maksimal mencerna makanan, terus-menerus selama kurang lebih 18 jam,” ujar dokter yang sering dipanggil Aria itu. 

Menurut, saat Anda berpuasa, utamakan mengonsumsi air, vitamin, dan elektrolit. Artinya, perbanyak minum air putih, buah-buahan, atau pilih jus buah tanpa gula.

Air kelapa juga boleh, karena ia mengandung elektrolit, namun setelahnya, tetap harus ditutup air putih. Saat sahur dan berbuka, Aria berpesan sebaiknya minimal seliter air putih masuk ke tubuh kita.

Yang perlu diketahui, adalah saat tidur tubuh kita kehilangan berat sebanyak 1-2 kilogram, dan yang hilang itu air. Maka, berpuasa dengan berfokus pada restorasi cairan, adalah langkah terbaik.

“Saat berbuka, pilih menu utama yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, spageti, atau bubur kacang hijau dengan gula aren. Karbohidrat jenis ini, akan lebih tahan lama dalam membuat gula darah stabil, sehingga mood Anda relatif lebih baik saat seharian puasa,” terang Aria.

Jangan lupakan serat, baik yang dari sayur atau buah. Selain bisa membersihkan usus, serat adalah `sapu alami` yang membantu kita membersihkan sisa daging di sela-sela usus.

Saat sahur, pilih lemak sehat atau minyak yang tidak digoreng, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, atau flaxseed oil. Lemak membuat pergerakan makanan di perut lambat, sehingga Anda lebih tahan lapar.

Untuk minuman berbuka, baiknya pilih yang manis alami tanpa gula. Air kelapa, jus melon atau semangka dianjurkan. Hindari gula pasir, karena ia akan menyebabkan efek `yoyo` (cepat turun - cepat naik) pada timbangan di Hari Raya, dan memberi dampak kesehatan yang kurang baik.

Utamakan makanan yang tidak digoreng, karena ia bisa membuat Anda mengantuk saat salat Tarawih. Hal ini terjadi, karena gorengan mengikat oksigen darah kita sampai 20 persen. 

“Makanan yang harus dihindari selama puasa, adalah menu yang terlalu asam, pedas, dan digoreng. Lalu buat Anda yang punya riwayat penyakit tertentu, agar aman berpuasa, kontrol ke dokter dulu, untuk mengetahui, apakah dengan kondisi penyakit itu masih diperbolehkan berpuasa,” lanjut sang dokter.



Perintah Nabi

Puasa menyehatkan, bukan hanya ditinjau dari sisi medis, namun juga dari sisi agama. Wakil Ketua Umum MUI, KH Ma`aruf Amin menjelaskan, bahkan ada perintah Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: Puasalah kamu, maka niscaya kamu akan sehat.

“Pembenarannya bertambah, dengan adanya penelitian-penelitian medis yang membuktikan bahwa betul, puasa membawa kesehatan. Maka kebaikan anjuran Nabi kian terbukti,” ujar Amin.

Bahkan sejak sebelum Islam ada, lanjut Amin, orang sudah berpuasa, meski kala itu bukan untuk agama tapi karena alasan kesehatan semata. Dalam Islam, berpuasa memunyai dua nilai, selain untuk kesehatan juga punya nilai ibadah.

Jadi kalau ada orang non muslim berpuasa, ia hanya mendapat kesehatan, sementara maka bagi umat Islam, ia akan mendapat pahala.

Manfaat kesehatan dari berpuasa juga diakui oleh Cristine Martha Naibaho, gadis manis yang memeluk agama Kristen. Karyawati sebuah perusahaan swasta ini mengaku, kini badannya jadi lebih fit semenjak berpuasa.

Ia pun senang, karena sebentar lagi bulan puasa bagi umat muslim tiba, karena ini artinya, ia jadi punya banyak `teman` yang sama–sama melakoni puasa. "Meski saya Nasrani, tapi sangat menjaga toleransi, puasa jadi bersemangat, karena banyak teman Islam yang bersama-sama berpuasa," tuturnya, Kamis, 11 Juni 2015.

Wanita yang memiliki tinggi 165 sentimeter ini katakan, kalau ada waktu ia ingin menghadiri beberapa acara yang menyelenggarakan kegiatan berbuka bersama. Tujuannya mendukung acara yang dilakukan teman-teman beragama muslim. "Kebetulan keluarga saya juga rajin puasa, jadi tidak banyak komentar saat saya mulai ikut berpuasa," ujar Cristine.

Dalam tradisi Kristen, dikenal pula beberapa macam cara berpuasa, di antaranya puasa penuh, yaitu tidak makan tidak minum, maksimal tiga hari. Lalu ada puasa sebagian: tidak makan, tetapi boleh minum selama tujuh hari.

Suka-duka Puasa

Ramadhan menjadi bulan suci yang ditunggu-tunggu dalam setahun oleh umat muslim. Menahan lapar, haus, dan nafsu selama kurang lebih 12 jam, mungkin telah terbiasa dilakukan masyarakat di Indonesia.

Namun banyak umat muslim di berbagai belahan dunia lain, yang harus berjuang menjalani ibadah puasa, dengan waktu lebih lama karena perbedaan waktu.

Salah satunya, Ganesha Yogiswara, WNI yang tinggal di New York, Amerika Serikat, sejak 2007.  Pria yang akrab dipanggil Yogi itu menuturkan, di negara Paman Sam ia menjalani puasa lebih dari 15 jam.

buka puasa mancanegara

Sejumlah negara menjalani ibadah puasa dengan waktu lebih lama karena perbedaan waktu.

"Sebenarnya waktu awal-awal puasa di sini waktunya masih terbilang normal seperti di Indonesia. Tapi kalau nggak salah, baru sejak 2011 puasanya mulai dari jam 5 subuh sampai 8.30 malam," ujarnya.

Meski begitu, mahasiswa S2 jurusan Global Business and Finance di Brooklyn College itu mengatakan, tidak masalah menjalani puasa dengan waktu lebih lama, karena kendala yang sesungguhnya yang ia hadapi justru masalah cuaca.

"Tahun lalu jadi kendala banget, karena saya ambil semester pendek dan cuaca saat itu panas sekali, jadinya haus. Kalau tahun ini cuacanya dingin, jadi Insyallah tak separah keamrin," ujar pria 25 tahun itu.

Hal kurang lebih sama dialami Raisa Shahrestani, mahasiswi yang menjalani studi di Belgorod, Rusia. Ramadhan yang jatuh di musim panas tahun ini membuat ibadah puasanya sedikit tesendat.

"Puasa di sini kan pas musim panas, jadi udaranya nyengat. Selain itu, kalau musim panas udara kering, nggak lembab kayak di Tanah Air. Jadi lumayan berat ujiannya," ujar Raisa, yang telah dua kali menjalani ibadah puasa Ramadhan di negara itu.

Tantangan utama yang ia hadapi, adalah waktu berpuasa yang demikian panjang, sekitar 19 jam mulai dari pukul setengah 3 pagi, hingga 9 malam. Tak bisa dipungkiri, pertama kali menjalani puasa di Eropa Timur, ia merasa lemas. Namun semakin lama mulai terbiasa.

Mahasiswa S2 jurusan Penerjemahan Inggris-Rusia, Rusia-Inggris di Universitas Negeri Belgorod itu mengungkapkan, tantangan lain yang harus dihadapi di sana, karena tinggal di kota kecil adalah tidak bisa melakukan ibadah salat Tarawih berjamaah layaknya di Indonesia.

Lalu jarak antara jam buka menuju sahur yang terbilang singkat membuat wanita 28 tahun itu, memilih sering tidak tidur semalaman. Ia baru bisa terlelap setelah selesai santap sahur.

Untuk menu, Yogi lebih memilih menyantap makanan pokok masyarakat lokal New York sebagai makanan sahur, seperti roti, dan bagel. Ketika sedang malas, ia memilih untuk hanya mengonsumsi jus buah saat sahur. "Terkadang saya beli makanan sahur, sekalian saat sedang berbuka di restoran Indonesia," ungkapnya.



Pengawasan Makanan

Saat puasa datang, terutama di hari-hari menjelang Lebaran, banyak orang merasa khawatir dengan isu beredarnya banyak makanan tak layak konsumsi yang beredar. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Balai Besar BPOM DKI Jakarta, Dra. Dewi Prawitasari, Apt, M.Kes.

Sidak BPOM terhadap makanan berbuka puasa.

Untuk menanggulanginya, pihaknya terus melakukan pengawasan lebih ketat dibanding hari biasa.

“Kadang mereka menjual makanan sudah hampir mendekati tanggal kedaluwarsa. Atau kemasan yang sudha berkarat, kaleng bergelembung, penyok, lalu dijual dengan harga relatif murah, agar produk cepat habis. Konsumen yang tidak teliti bisa saja terpedaya, makanya kita terus inspeksi,” ujar Dewi.

Racikan Menu Sehat Puasa

Bentuk pengawasan yang dilakukan adalah dengan sistem terbuka. Mereka langsung masuk ke pasar dengan menunjukkan surat tugas, jika sudah diizinkan pemilik, petugas BPOM bekerja.

Jika menemukan produk yang tidak memenuhi ketentuan, baik dari sisi label atau kemasan, mereka minta pemilik menurunkan untuk mereka bawa.

Tony Blair Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Menang Pilpres: Fantastis!

“Kami imbau pelaku usaha agar berjualan dengan jujur, apalagi untuk parcel, itu barangnya minimal harus tahan 6 bulan. Dan khusus untuk hari raya Idul Fitri, tidak boleh memasukkan produk pangan yang mengandung alkohol maupun olahan babi untuk parcel,” ujar Dewi.

Dia mengungkapkan bahwa selama sebulan penuh BPOM akan melakukan razia keliling pasar. Mereka akan melakukan pengawasan terhadap bahan berbahaya, formalin, boraks, dan pewarna.

Motor Delapan Silinder Asal China Siap Meluncur

“Dibutuhkan ketelitian konsumen sebelum membeli barang yang akan dikonsumsi,” kata Dewi. (ren)

Buka Puasa di Istiqlal

Bugar Kala Puasa

Kuncinya adalah menjaga asupan makanan, istirahat dan olahraga

img_title
VIVA.co.id
13 Juni 2015