Cara Dunia Surutkan 'Lautan Plastik'

- VIVA.co.id/Danar Dono
Menurut data Plastic Waste Management Intitute, pada 2006, Jepang telah mendaur ulang 2,1 juta ton sampah plastik, sedangkan 4,8 juta ton sampah plastik lainnya diolah dengan menggunakan daur ulang panas yang mengubah menjadi bahan kimia berguna. Hasil pembakaran sampah plastik tersebut juga menghasilkan energi.
Untuk penyortiran sampah plastik, pemerintah setempat mewajibkan sudah dilakukan di tingkat rumah tangga. Rumahan harus memisahkan bungkus plastik dan paket dengan botol dan sebagainya. Kantong plastik dan botol dikategorikan sebagai sampah plastik.
Mengutip The Guardian, juru bicara Plastic Waste Management Intitute, Takushi Tamiya, mengungkapkan 77 persen tingkat daur ulang Jepang dua kali lipat dari Inggris dan jauh di atas angka 20 persen untuk AS, yang masih tergantung dengan Tempat Pembuangan Akhir. Data 2010 menunjukkan Jepang telah mendaur ulang 72 persen botol PET, masih jauh di bandingkan Eropa (48 persen) dan AS (29 persen).
Plastic Waste Management Institute juga mengklain Jepang merupakan salah satu negara yang tersukses dalam pendaur ulang plastik. Data menunjukkan pada 2010, 77 persen sampah plastik telah didaur ulang, angka itu naik dari 73 persen pada 2006 dan 39 persen pada 1996.
Bahan plastik yang telah didaur ulang kemudian dipakai dalam industri tekstil, terpal, bahan industri dan barang rumah tangga. Bahan yang telah didaur itu kemudian diekspor ke China, Hong Kong dan negara lain di Asia, yang umumnya dipakai untuk baan membuat alat permainan.
Jepang juga telah mengembangkan teknologi baru membantu meningkatkan tingkat daur ulang botol PET. "Jepang telah mampu membuat kemajuan dalam daur ulang plastik karena lembaga pengolahan sampah telah memenangkan dukungan dari produsen," kata jubir tersebut di kutip dari The Guardian.
Di satu sisi, dengan kemampuan daur ulang itu, jubir lembaga tersebut yakin Jepang bisa mengatasi problem 27 persen sampah plastik yang diproses dengan hanya dibakar atau dikubur di TPA yang kian langka.
Sampah plastik yang telah didaur ulang tak berakhir di negara pendaur saja. Dikutip dari data Wrap, China dan Hong Kong merupakan negara yang menampung daur ulang sampah plastik dari Jepang, Amerika, Eropa dan sebagian Asia, nyaris seluruh dunia.
Data menunjukkan China menyerap lebih dari 70 persen dari perdagangan global plastik yang telah di daur ulang. Dalam beberapa tahun terakhir Negeri Tembok Besar itu bahkan meningkatkan impor plastik daur ulang mulai dari 500 kiloton sampai 1000 kiloton. Angka itu turun drastic dari 2005, yang telah mengimpor 5 juta ton. (ren)