Kembali ke Desa

- VIVA.co.id/Bobby Andalan
Selanjutnya...Berawal dari Kebersihan
Berawal dari Kebersihan
Ketua Pengelola Desa Wisata Penglipuran, I Nengah Moneng menuturkan, desanya sudah lama menjadi desa wisata. “Sudah sejak dulu desa kami menjadi desa wisata dan dikunjungi banyak wisatawan,” ujarnya kepada VIVA.co.id, Kamis, 14 April 2016.
Menurut dia, syarat untuk menjadi desa wisata tak sulit, yakni hanya merawat kebersihan lingkungan dan menjaga budaya dengan mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana atau hubungan manusia dengan manusia, alam dan Tuhan. “Kalau desa kami tentu kebersihan, adat budaya,” dia menambahkan.
Berkat ketelatenan dan keseriusan warga menjaga kebersihan, desa ini mendapat penghargaan sebagai salah satu dari tiga desa terbersih di dunia. “Kami menjual kebersihan desa, adat, tradisi, dan budaya yang masih terjaga hingga kini, meski sudah sejak ratusan tahun ada. Kami menjaga konsep pembangunan ala Bali,” ujarnya bangga.
Ia menyambut baik rencana Kementerian Pariwisata yang akan kembali menggalakkan keberadaan desa wisata. “Ya, itu bagus. Agar pariwisata tak melulu terpusat di sentra-sentra industri pariwisata,” ujarnya.
Ia berharap, dengan program itu akan ada dukungan penuh bagi masyarakat untuk mengembangkan ekonomi kreatif. “Apalagi di Bali ini sebetulnya banyak sekali desa yang bisa dikembangkan menjadi desa wisata. Ekonomi masyarakatnya hidup, adat budayanya terjaga dan mampu memberi sumbangsih nyata kepada pemerintah. Selain itu kondisi lingkungan juga terjaga,” kata dia.
Menurut dia, yang terpenting adalah konsistensi dan keseriusan. “Kalau sudah mencanangkan, ya lakukan dengan serius. Keseriusan ditunjukkan dengan apa, misalnya dengan penyiapan SDM dan infrastruktur yang baik bagi sebuah desa yang masuk kategori desa wisata. Sudah itu dukung desa tersebut untuk promosinya,” ujarnya berharap.
Ia yakin, program desa wisata akan mampu mendongkrak jumlah wisatawan yang akan datang, baik wisatawan lokal maupun dari mancanegara.