Ketua Umum PKPI, Diaz Hendropriyono

Saya Tertarik dengan Politik karena Pak Jokowi

Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Diaz Hendropriyono
Sumber :
  • VIVA/Dhana Kencana

VIVA – Diaz Hendropriyono merupakan nama yang belum terlalu akrab di telinga publik, khususnya di kancah politik nasional. Meski Jebolan Virginia Tech University, Amerika Serikat, ini sudah mulai terjun ke politik sejak 2012, saat Pilkada DKI Jakarta. Namanya mulai mencuat ke permukaan saat membentuk kelompok relawan Kawan Jokowi pada Pilpres 2014. Komisaris Telkomsel ini mulai dikenal luas sejak memimpin Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). 

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Pria yang akrab disapa MasBos ini mengaku tak pernah berpikir untuk terjun ke dunia politik. Kepada VIVA.co.id, suami Linda Ratma Nirmala ini mengatakan, tertarik politik ‘gara-gara’ Jokowi. Menurut ayah tiga anak ini, Jokowi telah menginspirasi dirinya untuk aktif di politik.

Karier politiknya diawali saat membantu pasangan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada Jakarta 2012. Tak hanya itu, pemilik nama lengkap Diaz Faisal Malik Hendropriyono ini juga terlibat aktif dalam pemenangan Jokowi pada Pemilu 2014. Dan sekarang, selain memimpin PKPI, penggemar berat musik rock ini juga menjadi Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo–Ma’ruf Amin.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Lalu bagaimana cara anak ketiga dari mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), A.M. Hendropriyono, ini membawa PKPI lolos dari lubang jarum ambang batas parlemen. Juga meyakinkan kader dan anggota PKPI agar mau memilih Jokowi – Ma’ruf Amin.

Demikian penuturan politikus kelahiran 25 September 1978 ini kepada VIVA.co.id di sela-sela persiapan Musyawarah Pimpinan Nasional PKPI di Kawasan Jakarta Utara belum lama ini.

Lembaga Survei yang Hasilnya Akurat dan Kredibel Bakal Jadi Rujukan di Pilpres 2024

Apa agenda utama dari Muspimnas?

Dalam Muspimnas ini kita mengumpulkan seluruh anggota legislatif DPRD PKPI yang jumlahnya hampir 400 orang. Kita akan melakukan Bimtek. Dan di situ nanti kita akan memberikan pembekalan kepada anggota legislatif kita. Muspimnas ini merupakan pertama kalinya saya bisa bertemu seluruh anggota legislatif dari PKPI seluruh Indonesia. Jadi ini kesempatan yang sangat baik secara internal. Karena saya baru beberapa bulan menjabat sebagai ketua umum partai.

Memang sejak kapan Anda menjadi Ketua Umum PKPI?

Kalau efektif itu sejak bulan Mei 2018. 

Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Diaz Hendropriyono

Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono

Sejak kapan Anda berpolitik?

Saya lama sekali tinggal di luar negeri. Mulai dari Singapura, Australia, Amerika. Baru pulang ke Indonesia tahun 2012. Dan keluarga baru pindah semua tahun 2013. Jadi awal mulanya saya masuk politik itu ya sekembalinya saya dari Amerika itu, memang belum lama. Ya di tahun 2012 itu lah.

Apa yang membuat Anda tertarik untuk terjun ke dunia politik?

Pulang dari Amerika, saya dikenalkan dengan Pak Jokowi sama ayah saya. Karena kebetulan ayah saya ketika itu cukup dekat dengan Pak Jokowi. Saat Pak Jokowi masih jadi Wali Kota Solo. Saat itu Pak Jokowi belum tahu kalau mau nyalon jadi gubernur dan lain sebagainya.

Nah, setelah beberapa kali bertemu dengan Pak Jokowi, baru kemudian saya mendengar informasi bahwa beliau mau mencalonkan diri menjadi gubernur di Jakarta. Saya tahunya, Jokowi wali kota hebat dari Solo. Dan saya memang sejak awal ketemu Pak Jokowi sudah terpukau dengan apa yang dilakukan Pak Jokowi di Solo. 

Lalu?

Nah, akhirnya di situ saya ikutan kampanye. Karena saya pikir ketika itu, ada orang hebat, bukan dari elite, artinya orang biasa mau mencalonkan menjadi gubernur DKI Jakarta. Ya sudah, saya bilang saya mau dukung gitu. Padahal kawan-kawan lain saat itu bilang, enggak mungkin menang karena ini orang dari Solo, belum ngerti Jakarta. Lawannya adalah orang yang sudah menjadi gubernur dan wakil gubernur. Pak Jokowi juga tidak punya banyak jaringan ke pengusaha.

Kenapa Anda tertarik untuk mendukung?

Saya lihat ketika itu seperti ada yang akan dibawa oleh Pak Jokowi dari Solo ke Jakarta. Dan setelah saya melihat pasangannya Pak Ahok, ini benar-benar sesuatu yang baru di Jakarta. Karena keduanya dari daerah dan keduanya mempunyai track record bagus di daerahnya. Nah, di situ lah saya mulai menjadi relawan tahun 2012. Jadi di situlah pertama kalinya saya bersinggungan sama politik. Eh, gak tahunya menang.

Setelah itu?

Tahun 2014, ada lagi rencana beliau ingin mencalonkan diri menjadi presiden. Kemudian saya buat dengan beberapa teman-teman itu organisasi relawan, namanya Kawan Jokowi. Kawan Jokowi ini tahun 2014 yang menggarap kawan-kawan muda. Sampai ada kawan-kawan muda yang lain akhirnya mendukung Pak Jokowi. Jadi saya bergerak di segmen saya sendiri. Dari situ saya bergerak mengajak teman-teman yang lain. Nah, dari situlah kemudian kalangan muda mendukung Pak Jokowi. Dan di tahun 2018 baru masuk di partai politik. Dan di situ pun PKPI kita arahkan untuk mendukung Pak Jokowi.

Jadi kalau pertanyaannya kenapa saya tertarik dengan politik, ya karena Pak Jokowi. Karena memang sejak tahun 2012 saya ada di relawan untuk Pak Jokowi, kemudian 2014 saya bersama teman-teman membuat relawan untuk Pak Jokowi, dan sampai sekarang saya ada di partai juga untuk mendukung Pak Jokowi. Jadi, entah bagaimana, memang kejadiannya memang seperti itu. saya melihat ada sosok yang bisa membawa perubahan, dan itu ada di Pak Jokowi.

 Ketua Kawan Jokowi, Diaz Hendropriyono

Ketua Kawan Jokowi, Diaz Hendropriyono

Padahal ketika Anda pulang dari Amerika belum ada rencana atau terbersit ingin masuk ke dunia politik?

Belum ada sama sekali. Dan kalau pun ada waktu itu, niatnya itu tidak sampai pada tahap seperti sekarang ini.

Selanjutnya, membenahi PKPI..

PSMTI Diterima Presiden Jokowi di Istana

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Jelang pencoblosan Pemilu 2024, pada 14 Februari pekan depan, masyarakat diimbau agar menggunakan hak pilihnya dengan bijak. Untuk bisa memilih pemimpin yang berkualitas.

img_title
VIVA.co.id
6 Februari 2024