Dugaan Suap Pembangunan Dermaga

Darmawati Dareho Akui Lakukan Kesalahan Fatal

VIVAnews - Terdakwa penyuap legislator, Darmawati Dareho mengakui telah melakukan kesalahan fatal saat memberikan uang Rp 3 miliar kepada legislator Abdul Hadi Djamal.

"Ini kesalahan fatal saya. Kalau tidak, saya tidak akan duduk disini," kata Darmawati yang juga pegawai Departemen Perhubungan itu saat duduk di bangku terdakwa di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, Senin 29 Juni 2009. Sambil mengatakan itu, air mata Darmawati mengalir di kedua pipi.

Darmawati adalah kasus dugaan suap proyek pembangunan fasilitas bandara dan pelabuhan di kawasan Timur Indonesia. Matanya berkaca-kaca, wajahnya terlipat kusut. Kerutan wajahnya menyiratkan ketegangan.

Darmawati mengaku penyerahan uang sebanyak tiga kali itu hanya untuk membantu Komisaris PT Kurnia Jaya Wira Bhakti Hontjo Kurniawan. "Saya semata-mata hanya ingin membantu Pak Hontjo," kata dia.

Hakim Teguh Hariyanto mempertanyakan alasan dia. "Kenapa anda mau membantu apakah Hontjo menjanjikan sesuatu?"

Darmawati mengatakan tidak ada imbalan. "Tapi Hontjo pernah berjanji akan memberikan 0,5 persen tapi saya tidak tahu dari mana," kata Darmawati.

Ia mengatakan janji itu tidak terlalu ia indahkan. "Itu hanya janji," kata Darmawati. Ibu dua anak itu pun mengatakan "kalau diberi bersyukur, tidakpun saya tidak meminta."

Darmawati dan Hontjo ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2 dan 3 Maret lalu. KPK juga menahan Abdul Hadi Djamal, anggota panitia anggaran dari fraksi Partai Amanat Nasional. Dari tangan para tersangka, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi juga mengamankan uang yang diduga suap, senilai Rp 54,5 dan US$90 ribu.

Darmawati menjelaskan penyerahan pertama dilakukan pada 26Februari 2009. Saat itu, sambungnya, dana yang dia alirkan dari Hontjo kepada Abdul Hadi Rp 1 miliar. "Saya serahkan uang itu di basement parkir DPR," kata dia.

Darmawati mengatakan uang itu untuk Ketua Panitia Anggaran DPR Jhonny Allen. "Karena Jhonny Allen tidak pernah hadir maka saya serahkan ke Abdul Hadi," kata dia.

Peringati May Day, Serikat Buruh Rokok di Yogyakarta Minta Pemerintah Kaji Ulang RPP Kesehatan

Menurut Darmawati, Hontjo memberikan uang itu kepada Abdul Hadi karena dia yang akan berurusan dengan Panitia Anggaran.

Atas perbuatannya itu, Darmawati mengaku sangat menyesal. "Saya tidak bisa menemani dua anak saya untuk tidur. Itu semua sirna," kata dia. Darmawati juga mengatakan, "Kalau bisa, saya tidak akan mengenal dengan Abdul Hadi dan Hontjo," ujarnya sambil menahan air mata.

Seminar Perempuan Indonesia

Seminar Perempuan Indonesia: Berani Berkarya dengan Kekayaan Intelektual

Perempuan Indonesia harus bahagia dan berdaya, demikian disampaikan oleh Asma Nadia, seorang penulis terkemuka Indonesia yang telah menulis 109 buku.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024