21 April 1945, Tentara Merah Soviet Bantai Pasukan Nazi di Berlin

VIVA Militer: Pasukan Tentara Uni Soviet menguasai Berlin
Sumber :
  • History.com

VIVA – Jika Indonesia mengenang sosok pahlawan emansipasi wanita, R.A Kartini, pada 21 April, makan Jerman justru mengenang tanggal ini sebagai sejarah kelam. Bukan cuma saat masih dikuasai rezim Nazi, tapi juga kisah pertempuran mengerikan di kota Berlin.

5 Film Romantis Berlatar Perang Dunia II, Kisah Cinta di Tengah Kekacauan

Sejarah mencatat, kekalahan telak ditelan Jerman usai serangan masif yang dilancarkan Tentara Uni Soviet ke markas Komando Tertinggi Angkatan Bersejata Jerman, atau Oberkommando der Wehrmacht

Tidak tanggung-tanggung, penyerangan markas Komando Tertinggi Angkatan Bersenjata Wehrmacht itu telah meluluh lantahkan hampir separuh kekuatan militer Angkatan Darat, Laut, dan Udara tentara Jerman.

Jiper, Komandan Armada Perang Amerika Anggap China Lebih Ganas dari Nazi

Penyerangan itu adalah salah satu rangkaian dari Pertempuran Berlin yang berujung pada takluknya kekuatan Nazi di tangan Tentara Merah pada Perang Dunia II. 

VIVA Militer: Tank-tank Uni Soviet memasuki Berlin

Kisah Atlet Yahudi Membela Jerman di Era Nazi

Para sejarawan menyebutkan Pertempuran Berlin adalah salah satu pertempuran terakhir dari pertunjukan mengerikan di teater Eropa Perang Dunia II. Kekuatan Angkatan Darat Uni Soviet di bawah komando Georgy Zhukov dan Ivan Konev melakukan invansi ke Berlin masuk dari wilayah timur ibukota Jerman itu.  

Soviet membuat dua front yang disebar untuk merangsek masuk ke Berlin melalui Sungai Order. Front Kedua Belarusia atau 2BF dibawah komando Marsekal Georgy Zhukov bergerak menyisir sepanjang Sungai Oder dari Frankfurt di daerah selatan hingga ke wilayah Baltik, sampai wilayah Front Seelow Heights.    

Kemudian, di bagian selatan, Marsekal Ivan Konev membawa Front Pertama Ukrainia atau 1UF keluar dari bagian luar Silesia ke arah Barat Laut menuju Sungai Neisse.

Menurut laporan BBC, jumlah pasukan Front Tentara Merah mencapai 2,5 juta orang (termasuk 78.556 prajurit dari Pasukan Polandia Pertama). Selain itu, armada Soviet juga diperkuat oleh 6.250 tank, 7.500 pesawat, 41.600 meriam artileri dan mortir, 3.255 truk bermuatan peluncur roket Katyusha (disebut juga dengan nama Orgen Stalin), dan 95.383 motor tempur. 

VIVA Militer: Tank Uni Soviet memasuki Berlin

Dengan kekuatan itu, Tentara Merah telah berhasil menguasai sejumlah wilayah bagian timur Jerman yang awalnya dibawah kekuasaan Tentara Nazi. Sampai pada akhirnya mereka masuk ke jantung pertahanan Jerman, kota Berlin.

Melihat invasi Soviet yang begitu dahsyat meluluhlantahkan kekuatannya, Hitler masih tetap bersikeras tidak mau menyerah, justru dia memerintahkan seluruh pasukannya untuk melawan Tentara Merah hingga titik darah penghabisan.

Bahkan, Hitler memerintahkan Menteri Kehakimannya, Georg Thierack untuk mengadili warga Jerman yang tidak siap berperang melawan Tentara Merah di Pengadilan Militer Jerman, dan ribuan orang dihukum mati.

Pada akhirnya, Hitler tak kuasa menahan gerakan pasukan Uni Soviet yang sudah menguasai sebagian besar Kota Berlin. Dia tampak frustasi menahan tekanan yang datang dari Uni Soviet. 

VIVA Militer: Konvoi pasukan Tentara Uni Soviet memasuki Berlin

Sampai pada tanggal 30 April, ketika posisi pasukan Tentata Merah hanya berjarak dua blok dari Kantor Kanselir Jerman (Reichskanzler), Hitler memilih melakukan bunuh diri dengan cara menembakan kepalanya sendiri bersama kekasihnya yang bernama Eva Braun di dalam bunker bawah tanah tempat persembunyiannya.

Selang beberapa hari setelah Kematian Adolf Hitler, tepatnya pada tanggal 2 Mei 1945, Jenderal Helmuth Weidling menyerahkan Berlin tanpa syarat kepada Jenderal Soviet, Vasily Chuikov. 

Namun, instrumen penyerahan diri Jerman secara resmi atau penandatanganan teks definitif penyerahan diri Jerman terhadap kekuatan Sekutu dilakukan pada tanggal 8 Mei 1945 di Karlshorts, Berlin. 

Kesepakatan damai itu dilakukan oleh para perwakilan dari tiga pasukan bersenjata, yaitu perwakilan Angkatan Tinggi Pasukan Jerman atau Oberkommando der Wehrmacht, dan Pasukan Ekspedisioner Sekutu bersama dengan Komando Tinggi Tentara Merah, yang disaksikan secara langsung oleh Perwakilan Prancis, dan AS. Dengan runtuhnya kekuatan Nazi itu, berakhir pula Perang Dunia II di Eropa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya