- Defense News
VIVA – Israel mempersiapkan kekuatan militernya untuk menghadapi perang di masa depan dengan menggabungkan satuan elitenya ke berbagai matra. Langkah ini merupakan bagian dari upaya reorganisasi yang lebih besar untuk Israel Defense Force (IDF).
Hal ini dilakukan Israel untuk mendorong kecerdasan dan digitalisasi prajuritnya yang berada di garis depan pasukan.
Selain itu Israel juga ingin melatih prajuritnya untuk menggunakan jet tempur F-35 generasi kelima sebagai pesawat tempur masa depan yang memiliki kemampuan luar biasa sebagai sistem pertahanan udara.
“Israel saat ini sedang menghadapi era perubahan regional di tengah pandemi virus corona dan ancaman dari Iran. Kami juga melanjutkan operasi untuk mencegah perdagangan senjata dari Iran ke Hizbullah,” kata Mayor Jenderal Angkatan Udara Amikam Norkin dilansir VIVA Militer dari Defense News Sabtu 18 Juli 2020.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah berupaya untuk menjaga wilayahnya dari ancaman sisi utara. Ini termasuk dari Hizbullah dan kubu Iran di Suriah selama perang sipil Suriah.
Israel sudah berperang dalam tiga konflik salah satunya di Gaza dengan Hamas antara 2009 dan 2014, tetapi hubungan kurang tegang.
“Medan perang semakin kompleks setiap harinya. Perubahan ini telah dipahami oleh para komandan. Ini adalah perubahan yang mengharuskan kita menyesuaikan diri dan mempersiapkan diri lebih baik untuk tantangan di masa depan,” ujar Norkin.
Ini adalah salah satu dari beberapa konsep baru dalam IDF yang meramalkan kemampuan terus berkembang dalam struktur komando yang baru. Misalnya, menciptakan markas besar yang didedikasikan untuk ancaman Iran.
Sebagai informasi, batalion tank serta skuadron jet F-16 akan dibubarkan. Mereka akan berganti menjadi skuadron baru yaitu F-35.
Baca: Bukan Benda Gaib, Kamera Intelijen Amerika Tak Terlihat Kasat Mata
