- Daily Sabah
VIVA – Meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina memicu peluang terjadinya konflik bersenjata kedua negara. Demi mempertahankan kedaulatan negaranya, Angkatan Bersenjata Ukraina juga sudah siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
Sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) militer Ukraina Salah satu yang jadi perhatian adalah pesawat tempur tanpa awak (drone) Angkatan Darat Ukraina, Bayraktar TB2.
Ya, Bayraktar TB2 adalah kendaraan tempur nirawak mahakarya Selcuk Bayraktar, pendiri perusahaan pembuat pesawat Baykar yang tak lain adalah anak menantu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Masih segar dalam ingatan bagaimana sepak terjang Bayraktar TB2 di Perang Nagorno-Karabakh, yang melibatkan Armenia dan Azerbaijan. Saat itu, drone tempur buatan Turki itu menjadi salah satu andalan Angkatan Udara Azerbaijan untuk menghancurkan sejumlah target militer Armenia.
Ternyata, drone ini sangat mungkin dipakai militer Ukraina seandainya perang melawan Rusia meletus. Sebab ternyata, Ukraina memiliki 12 unit drone Bayraktar TB2 yang kesepakatan pembeliannya sudah terjadi pada 2019 lalu.
Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Defence Turk, dalam kesepakatan yang dicapai dengan Turki, Ukraina memesan total 60 unit drone Bayraktar TB2. Namun saat ini, yang sudah aktif memasuki masa dinas bersama Angkatan Darat Ukraina baru 12 unit.
Mengetahui hal ini, pemerintah Rusia menegaskan kepada sejumlah negara termasuk Turki, agar menghentikan suplai senjata ke Ukraina.
"Kami mendesak semua negara yang bertanggung jawab yang berkomunikasi dengan kami, dan Turki adalah salah satunya," ucap Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov," dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS.
"Kami sangat menyarankan mereka menganalisa situasi dan pernyataan perang terus-menerus rezim Kiev, dan kami juga memperingatkan mereka agar tidak mendorong aspirasi militeristik ini," katanya.