Kolonel Medvedev: Perang Bakal Lama, Rezim Zelensky dan Nasionalis Ukraina Harus Dihabisi Total
- Sp
VIVA – Perang Rusia-Ukraina diprediksi akan berlangsung lama. Sebab pemerintah Rusia menyatakan ambisinya untuk benar-benar menghabisi seluruh rezim nasionalis Ukraina, yang dicap sebagai antek Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat.
Sejak dilancarkan pada 24 Februari 2022, invasi militer Rusia di Ukraina diklaim pemerintah Presiden Vladimir Putin berhasil.
Sejumlah wilayah berhasil direbut dan dikuasai tentara Rusia, terutama di daerah Donbass yang menjadi sasaran utama.
Namun demikian, jumlah daerah yang diduduki belum seluruhnya dicaplok armada Beruang Merah.
Masih banyak unit militer Ukraina yang mempertahankan posisinya, meskipun di atas kertas kalah kuat dari pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF).
Oleh sebab itu, meski sudah berlangsung 16 bulan Rusia masih dianggap belum sepenuhnya berhasil.
Dukungan persenjataan yang dikirim Amerika dan sekutunya dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), setidaknya jadi salah satu penyebab bisa bertahannya pasukan Ukraina.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia (SBRF), Kolonel (Purn.) Dmitry Medvedev, menyatakan jika invasi militer di Ukraina tidak akan dihentikan sampai seluruh rezim nasionalis diberangus hingga ke akarnya.
Dukungan Barat kepada Ukraina dianggap mantan Presiden Rusia sebagai ancaman utama yang bisa menghancurkan Rusia.
Hal ini yang tak bisa ditoleransi oleh Rusia, dan jadi alasan agresi militer akan tetap dilanjutkan walaupun harus berlangsung panjang.
"Bahkan abu darinya harus tetap ada. Kotoran ini seharusnya tidak memiliki kesempatan untuk terlahir kembali dalam keadaan apa pun. Jika butuh waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun, biarlah. Kami tidak punya pilihan lain,"
"Apakah kami akan menghancurkan rezim politik mereka atau kolektif Barat yang pada akhirnya akan menghancurkan Rusia. Dalam hal ini, mereka akan mati bersama kami," katanya.
Lebih lanjut Medvedev mengatakan, perang akan berhenti jika seluruh rezim nasionalis Ukraina di bawah komando Presiden Volodymyr Zelensky bertekekuk lutut pada Rusia.
Sumpah setia kepada Republik Federasi Rusia adalah satu-satunya upaya yang bisa diambil Zelensky dan para pengikutnya. Dan, susunan pemerintah Ukraina ini harus dibubarkan.
"Oleh karena itu, hanya diperlukan likuidasi total aparatur negara dari negara (Ukraina) yang bermusuhan ini dan jaminan kesetiaan mutlak di masa depan," ucap Medvedev dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia TASS.
"Hanya kendali Rusia atas segala sesuatu yang terjadi dan akan terjadi di wilayah bekas negara bagian (Stephan) Bandera yang memungkinkan hal ini dilakukan (meruntuhkan rezim Ukraina). Dan kami akan mencapainya," kata Medvedev.