Alarm Perang Dunia III, NATO Siagakan 90 Ribu Pasukan Buat Keroyok Rusia

VIVA Militer: Pasukan militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)
Sumber :
  • reuters.com

VIVA – Ancaman pecahnya Perang Dunia III makin meningkat setelah aliansi militer Amerika Serikat dan negara-negara Eropa utara, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyiagakan 90.000 pasukan tempur.

Nekat Terobos Masuk Kompleks Militer Halim, Geng Motor Bersajam Ditangkap Prajurit TNI

Penyiagaan pasukan dalam jumlah besar digelar NATO sebagai manuver untuk mendesak militer Rusia, mengakhiri invasi di Ukraina yang sudah berlangsung hampir dua tahun.

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Daily Mail, NATO menyatakan jika seluruh pasukan dari 31 negara akan menjalani misi latihan tempur yang akan dilaksanakan pekan depan.

Keren, Batik Indonesia Paling Banyak Diekspor ke Amerika Serikat dan Jerman

Dengan sandi Steadfast Defender, latihan militer NATO direncanakan akan digelar lebih dari satu bulan. Tak terkecuali pasukan dari negara calon anggota, Swedia.

VIVA Militer: Pasukan NATO di Eropa

Photo :
  • nato.int
Malam Menegangkan di Laut Perbatasan Malaysia, Kopaska TNI Temukan Kristal Seharga 1,5 Miliar

Menurut Panglima Tertinggi Sekutu NATO Eropa, Jenderal Christopher Cavoli, durasi waktu latihan yang lama akan menempa kemampuan dan ketahanan para prajurit, dalam menghadapi kekuatan raksasa Rusia.

Dengan jumlah personel dan durasi waktu latihan, Steadfast Defender adalah aksi terbesar NATO yang digelar pasca Perang Dingin yang berakhir pada 1991 silam

"Steadfast Defender akan berlangsung hingga akhir Mei dan melibatkan unit-unit dari seluruh 31 negara anggota NATO, ditambah calon anggota Swedia, ucap Cavoli dilansir VIVA Militer dari Daily Mail.

"Aliansi akan menunjukkan kemampuannya untuk memperkuat kawasan Euro-Atlantik melalui pergerakan kekuatan transatlantik dari Amerika Utara," katanya.

VIVA Militer: Pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)

Photo :
  • bmvg.de

Sementara itu, Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Rob Bauer, menegaskan bahwa agresi militer Rusia adalah bukti ketakutan Rusia dan Vladimir Putin terhadap demokrasi Barat.

Bauer menilai jika kelangsungan hidup demokrasi bisa langgeng di Ukraina, kemungkinan besar rakyat Rusia juga akan menginginkannya. Hal ini lah yang dalam pandangan NATO akan dianggap ancaman oleh Putin.

"Perang ini tidak pernah mengenai ancaman keamanan nyata terhadap Rusia yang berasal dari Ukraina atau NATO," kata Bauer.

"Perang ini adalah tentang ketakutan Rusia terhadap sesuatu yang jauh lebih kuat daripada senjata fisik apa pun di dunia, yaitu demokrasi. Jika masyarakat di Ukraina bisa mendapatkan hak-hak demokratis, maka masyarakat Rusia juga akan mendambakannya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya