Baper Lihat Derita Gaza, Tentara Amerika Bakar Diri di depan Kedutaan Israel

VIVA Militer: Tentara Amerika bakar diri sendiri di luar Kedutaan Besar Israel
Sumber :
  • news18.com

VIVA – Seorang prajurit militer Amerika Serikat (AS) terluka parah setelah membakar dirinya sendiri, di luar gedung Kedutaan Besar Israel, Washington DC, Minggu 25 Februari 2024.

Aksi Mulia Prajurit Wing Komando I Kopasgat Sentuh Warga Kampung Jatiwaringin Pondok Gede

Tentara Amerika itu diketahui masih aktif berdinas bersama Angkatan Udara AS (US Air Force). Sebelum membakar dirinya, pria tersebut sempat merekam perjalanan menuju Kedutaan Besar Israel, sekitar pukul 13.00 waktu setempat.

Prajurit yang namanya tidak diungkap itu bahkan mengunggah video perjalanannya, ke sebuah platform siaran langsung Twitch.

Menteri Kontroversial Israel Kecelakaan, Mobilnya Terbalik Usai Terobos Lampu Merah

Kesaksian ini diungkap oleh seorang lainnya yang melihat langsung insiden bakar diri yang dilakukan oleh tentara Amerika itu. Saksi mata menyebut, sang prajurit sempat mengatakan tidak mau lagi terlibat dengan pembantaian.

"(Pria itu mengatakan) tidak akan lagi terlibat dalam genosida," ucap saksi mata insiden dikutip VIVA Militer dari The Associated Press.

Kisah Nyata di Balik Rumah Bagus Pasukan Tengkorak dan Hadiah 5 Miliar dari Jenderal TNI Maruli

"Pria itu berjalan ke kedutaan sesaat sebelum jam 1 siang dan mulai melakukan streaming langsung di platform streaming video Twitch, katanya.

Kepolisian Washington DC meyakini jika tentara Amerika itu sempat memulai siaran langsung, hingga mematikan ponsel, menyiram dirinya dengan gas dan menyalakan api. 

Sayangnya, pihak kepolisian Washington DC tidak segera memberikan rincian tambahan terkait insiden tersebut. Sejumlah pihak meyakini jika tentara Amerika itu menunjukkan kesedihannya terhadap pembantaian warga sipil Gaza, Palestina, oleh tentara Israel.

Sebab seperti yang diketahui, sejak agresi militer Israel dilancarkan pada 7 Oktober 2024 hampir 30.000 warga sipil Gaza tewas.

Insiden itu terjadi ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mencari persetujuan kabinet untuk operasi militer di kota Rafah di Gaza selatan. Sementara,  kesepakatan gencatan senjata sementara sedang dinegosiasikan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya