Instalasi Militer Amerika di Filipina Jadi Sasaran Intel China

VIVA Militer: Sistem LiDAR (Light Detection and Ranging) China
Sumber :
  • Bank Infor Security

VIVA – Fasilitas milik Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) di Filipina, dikabarkan telah berhasil dipetakan oleh intelijen China. Akibatnya, lima orang warga negara Tiongkok diringkus oleh otoritas keamanan negara tersebut.

Wajah Tegang Ketakutan, Bos Rongsok Lari Bawa Peninggalan Belanda ke Markas TNI

Menurut laporan yang dikutup VIVA Militer dari Foundation for Defense Demomocracies (FDD), intelijen China menggunakan sistem LiDAR untuk menghasilkan gambar hingga peta topografi definisi tinggi.

Tak hanya itu, sistem LiDAR (Light Detection and Ranging) buatan China tersebut, diklaim bisa diggunakan untuk upaya penargetan dan sabotase militer.

Baja Hingga Alumunium Bakal Kena Pajak 25 Persen saat Masuk AS

Oleh sebab itu, penangkapan lima orang yang diyakini adalah mata-mata China oleh dinas keamanan Filipina, menjadi bukti dominasi rezim Xi Jinping dalam industri sistem penginderaan jarak jauh.

VIVA Militer: Sistem LiDAR (Light Detection and Ranging) China

Photo :
  • Research Gate
Dirangkul Jenderal TNI Maruli, Inilah Sosok Unang Sunarya Sang Kapten Eks Manusia Senyap Siliwangi

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DoD) secara konsisten menyuarakan kekhawatiran tentang ancaman yang ditimbulkan oleh  sistem LiDAR tiongkok.

Terlebih, setelah Xi menunjuk kembali Hesai Technology, menjadi produsen LiDAR terbesar di dunia.

Dengan dukungan pemerintah, Hesai berhasil mengalahkan seluruh perusahaan dari negara-negara Barat. Bahkan melalui Hesai China menguasai 80 persen penjualan global.

Dominasi sistem LiDAR Tiongkok membuat Amerika dan sekutu-sekutunya sangat rentan terhadap spionase dan sabotase. Sebab, sistem teresbut terus terintegrasi ke dalam berbagai teknologi militer dan komersial.

VIVA MIliter: Fasilitas militer Amerika Serikat di Filipina

Photo :
  • Filam Tribune

Hal ini memungkinan China memiliki akses ke sejumlah besar data sensitifm yang semuanya dapat diakses oleh Beijing berdasarkan hukum Tiongkok.

Kombinasi akses dan integrasi juga meningkatkan risiko sabotase Tiongkok terhadap infrastruktur sipil dan militer Amerika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya