- Herdi Muhardi/VIVA.co.id
VIVA – Mobil kelas premium umumnya dibekali lampu berteknologi terbaru, yang mengeluarkan cahaya berwarna putih. Sementara, mobil dengan harga di bawah Rp200 jutaan rata-rata penerangan utamanya masih halogen alias bohlam biasa, dengan pencahayaan kuning.
Meski intensitas cahaya yang dipancarkan lebih terang, namun lampu dengan cahaya putih kerap dikeluhkan. Alasannya, kurang bisa menerangi dengan baik saat kondisi tertentu.
Direktur CV Sampurna Part Niaga sebagai distributor lampu Autovision di Indonesia, Lily Hernawan mengatakan, cahaya yang paling bagus untuk menerangi jalanan di Indonesia adalah kuning. Karena, cahaya putih atau biru tidak cocok untuk kondisi aspal di Indonesia.
“Aspal di sini umumnya hitam, sedangkan di luar negeri abu-abu. Jadi kalau hujan, cahaya lampu yang putih akan samar, susah fokus. Kalau ada yang bilang lampu putih bisa tembus hujan, ngawur,” ujarnya kepada VIVA, Kamis 26 Juli 2018.
Lanjut dia, lampu LED dengan warna putih atau HID yang cendreung kebiruan, akan terlihat terang jika melintasi jalan beton dalam kondisi malam, karena permukaan beton warnanya abu-abu. Tapi, jalan raya berbahan beton di Tanah Air masih jarang.
“Lampu HID standar pabrikan rata-rata 4.300 Kelvin, jadi agak kuning. Kalau di atas 6.000 Kelvin, cahaya yang dihasilkan cenderung biru. Sedangkan, halogen hanya 3.000 Kelvin, jadi warnanya kuning. Pabrikan masih bermain dengan pencahayaan yang aman, kecuali mobil impor dari luar, pasti putih,” tuturnya.
Libur Nataru, Ngebut di Jalan Tol ini Siap-siap Ditilang
Di jalan tol ini, terdapat dua jenis pelanggaran yang akan dipantau, yakni pelanggaran batas kecepatan dan pelanggaran kelebihan muatan.
