Hanura: Esemka Disorot, Zaman Soeharto Tak Ada yang Berani Kritik

Mobil Esemka
Sumber :
  • Fajar Sodiq/VIVAnews.

VIVA – Industri otomotif Tanah Air terus menggeliat dan semakin menunjukkan daya saingnya. Hal ini dibuktikan oleh hadirnya produsen kendaraan bermotor roda empat dengan prinsipal atau pemilik produk dari Indonesia, yakni PT Solo Manufaktur Kreasi.

Gubernur BI Ungkap Tujuan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025-2030

Kehadiran Esemka ini menuai komentar dari berbagai pihak, termasuk politikus di Senayan, yakni anggota DPR RI. Di antaranya dari Fraksi Hanura DPR RI.

Ketua Fraksi Hanura DPR RI, Inas Nasrullah Zubir mengatakan, rekan sesama politikusnya terlalu mencampuri soal Esemka. Ada yang menyebut mirip mobil China dan ada juga yang meminta menjelaskan basis mobil tersebut.

Bukan Suku Bunga, Ini yang Jadi Perhatian Pembeli Mobil Pertama

"Politisi pada resek deh tentang mobil Esemka. Ada yang mempersoalkan mobil Esemka mirip mobil China-lah. Bahkan ada politikus dari PAN yang memaksa meminta Esemka menjelaskan  kepada masyarakat tentang basis mobilnya apakah benar dari China. Emang pingin tau banget gitu?," kata Inas kepada VIVAnews, Minggu 8 September 2019.

Inas menjelaskan, PT Solo Manufaktur Kreasi, telah mengarungi jalan yang terjal untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini dalam mewujudkan mobil buatan Indonesia, sejak 2007 hingga sekarang. Pernah memotivasi pelajar SMKN 1 Solo untuk merakit mobil Esemka pertama yang mendapat perhatian Wali Kota Solo pada saat itu, yakni Joko Widodo.

Daftar Harga Toyota Alphard Bekas Semua Generasi, Mulai Rp100 Jutaan

"Perjalanan yang tidak mudah tersebut akhirnya membuahkan hasil, walaupun baru merakit mobil buatan China, tapi sudah mengandung komponen-komponen dalam negeri dan seharusnya para politikus-politikus bawel tersebut mendukung niat baik tersebut," ungkapnya.

Inas menegaskan, padahal, hal yang sama juga pernah dilakukan di era Presiden Soeharto. Kala itu tidak berani terlalu banyak komentar.

"Padahal, hal yang sama pernah dilakukan di era orde baru oleh anak-anak Soeharto, yakni mobil pabrikan KIA Korea di-branding jadi Timor dan Hyundai jadi Bimantara, tapi pada saat itu enggak ada yang berani bawel, karena takut diculik," kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, kehadiran pabrik mobil bermerek Esemka tersebut, ditargetkan dapat meningkatkan penyerapan komponen otomotif dalam negeri, khususnya yang diproduksi industri kecil dan menengah (IKM). Langkah strategis ini akan mewujudkan kemandirian industri nasional, terutama sektor otomotif.

“Saat ini, PT SMK telah bekerja sama dengan lebih dari 30 industri penyedia komponen otomotif lokal dan sudah melakukan persiapan untuk produksi massal,” kata Airlangga Hartarto, seperti dikutip dari keterangannya, di sela mendampingi Presiden Joko Widodo pada peresmian pabrik PT SMK di Solo, Jawa Tengah, Jumat 6 September 2019.

Menperin memastikan, peresmian pabrik senantiasa memberikan efek berganda bagi perekonomian, seperti membuka lapangan kerja baru. “Pada tahap awal, akan menyerap 300 tenaga kerja untuk satu shift. Kalau kapasitasnya nanti bertambah, tentu bertambah juga jumlah tenaga kerjanya. Ini untuk tenaga kerja lokal,” ucapnya.

Airlangga memproyeksi, industri otomotif di Indonesia ke depannya terus ekspansif, seiring dengan adanya peningkatan investasi. Apalagi, bagi mereka yang menghasilkan produk di bawah Rp200 juta, seperti PT SMK ini dinilai punya peluang bisnis yang prospektif.

“Dengan harga tersebut, menjadi sarana migrasi bagi para pemilik motor yang ingin memiliki mobil pertama kali. Apalagi, PT SMK ini kan menghasilkan jenis pikap, yang dapat menunjang produktivitas. Nah, seperti jenis komersial ini, dilihat juga yang penting itu kapasitas muatan isinya. Artinya, semakin bisa menampung banyak muatannya, potensi lakunya tinggi,” paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya